Kamis 23 Mar 2017 03:42 WIB

Usai Terpilihnya Trump, G20 tak Sepaham Soal Arah Perdagangan Dunia

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Menteri Keuangan Sri Mulyani.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Negara-negara anggota G20, 20 negara pemilik volume ekonomi terbesar dunia, usai melakukan pertemuan tingkat Menteri Keuangan di Baden-baden, Jerman. Perwakilan Indonesia dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani, menjelaskan pertemuan G20 yang berlangsung sejak pekan lalu justru menunjukkan adanya kemunduran kesepakatan di beberapa poin, meski ada juga optimisme yang dihasilkan.

"Hasilnya campuran, antara optimistik dan hasil yang sifatnya kemunduran. Indonesia akan terus monitor kerja sama ini karena negara G20 adalah negara terbesar dunia dan apapun yang terjadi akan pengaruhi perekonomian dunia," ujar Sri di Kementerian Keuangan, Rabu (22/3).

Sri mengungkapkan, salah satu kemunduran yang terjadi adalah tidak adanya ketegasan arah perdagangan oleh negara-negara anggota G20. Alasannya, Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump memiliki pandangan sendiri soal kebijakan perdagangan.

AS, lanjut Sri, menginginkan adanya kegiatan perdagangan yang fair bagi kepentingan negaranya sendiri. Namun di sisi lain, negara lain termasuk angota G20 memiliki definisi fair yang berbeda dengan AS.