Kamis 23 Mar 2017 05:07 WIB

Inalum Butuh Dana Investasi 3 Miliar Dolar Hingga 2020

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Produksi PT Inalum
Foto: Antara
Produksi PT Inalum

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Inalum membutuhkan dana untuk investasi sekitar 3 Miliar dolar AS hingga 2020 nanti. Inalum ingin menggarap beberapa proyek.

Direktur Keuangan, PT Inalum, Oggy Achmad Kosasih mengatakan perseroan akan menyelesaikan beberapa proyek hingga 2020 nanti. Untuk memenuhi kebutuhan dana itu, ke depan Inalum akan melakukan penawaran obligasi dan melakukan pinjaman ke bank.

Salah satu program yang menjadi prioritas bagi inalum adalah penyelesaian pembangunan smelter yang bekerja sama dengan PT Aneka Tambang. "Ini bukan hanya pakai dana Inalum, tapi kita juga pakai dana luar, pinjaman dan penerbitan obligasi," ujar Oggy di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (22/3).

Oggy mengatakan proyek Smelter SGA ini menjadi salah satu yang terpenting. Hal ini disebabkan perlunya bahan alumina sebagai bahan baku produksi alumunium yang dilakukan oleh Inalum. Ia mengatakan smelter ini sangat penting untuk mendukung kemandirian Inalum atas kebutuhan alumina.

"Kalau ditanya lebih jauh, kita masih impor alumina untuk bahan baku alumunium. Kalau kita bisa olah alumina sendiri maka biayanya tentu bisa lebih efiien. Ini juga memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi kita," ujar Oggy.

Selain pembuatan smelter, Oggy mengatakan Inalum juga sedang mengembangakan waste energy bersama Pertamina. Kilang dumai yang dimiliki pertamina memiliki waste energy yang bisa dimanfaatkan oleh Inalum. Kerja sama dengan pertamina ini merupakan pabrik petrolium yang nantinya bisa bermanfaat bagi inalum. "Ini kita gunakan sebagai peleburan sebagai wadah di dalam proses peleburan alumunium," ujar Oggy.

Untuk program hilirisasi sendiri, Oggy juga mengatakan Inalum sedang menyelesaikan proyek pembuatan pabrik delight dan aloy alumunium. Pabrik berkapasitas 60.000 ton ini rencananya akan dimulai pada Mei 2017 ini. "Untuk penuatan inalum, 2018 kapasitas produksi bisa jadi 300 ribu ton per tahun. Penambahan dari exicting yang ada," ujar Oggy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement