REPUBLIKA.CO.ID, AFRIKA -- Komite Palang Merah Internasional memperingatkan bahwa dunia hanya memiliki waktu tiga bulan untuk menyelamatkan jutaan orang kelaparan yang berada di Yaman dan Somalia. Distribusi bantuan untuk mereka sangat mendesak.
Palang Merah Internasional memperkirakan, setidaknya dibutuhkan dana bantuan sekitar 300 juta dolar untuk didistribusikan tidak hanya ke Somalia dan Yaman. Tapi juga daerah lain yang dilanda kelaparan, seperti daerah timur laut Nigeria dan Sudan Selatan.
"Dana tersebut akan memastikan bahwa lima dari 20 juta orang yang berisiko kelaparan akan segera mendapatkan bantuan," ujar Direktur Operasi Palang Merah Internasional, Dominik Stillhart, seperti dilaporkan Aljazirah.
Tak hanya makanan dan minuman, menurut Dominik, rakyat di negara-negara tersebut juga membutuhkan bantuan kesehatan dan tempat tinggal. "Makanan, air, tempat tinggal, dan kesehatan, dibutuhkan segera," ungkapnya.
Ia mengatakan, rakyat di sana betul-betul merana dan menderita. "Kami menyaksikan penderitaan besar. Jutaan orang tak bisa mendapatkan kebutuhan paling dasar untuk bertahan hidup," tutur Dominik.
Awal bulan ini, PBB mengumumkan lebih dari 20 juta orang yang tersebar di empat negara Afrika mengalami kelaparan. Menurut PBB, setidaknya dibutuhkan dana bantuan sekitar 4,4 miliar dolar pada Juli mendatang.
PBB juga telah memetakan jumlah rakyat kelaparan di masing-masing negara. Di Sudan Selatan, setidaknya 3,4 juta orang membutuhkan bantuan segera. Beban penderitaan mereka semakin berat karena daerahnya juga diamuk perang antara pasukan pemerintah dan milisi bersenjata.
Sementara itu, sekitar 300 ribu orang di timur laut Nigeria tengah menghadapi kekurangan gizi yang sangat akut. PBB dan organisasi pangan mencatat lebih dari 30 persen balita menderita malnutrisi dan sangat rentan terhadap kematian.
Sedangkan di Somalia, setidaknya 6,2 juta orang harus berjuang menghadapi kelaparan. Jumlah tersebut lebih dari setengah total populasi penduduk di sana. Sama seperti di Sudan, selain bencana kelaparan dan kekeringan, rakyat Somalia juga harus bertahan dari deraan konflik antara pasukan milisi dan pemerintah.
Seperti dilaporkan belum lama ini, Menteri Dalam Negeri Regional Somalia Mohamed Hussein mengungkapkan bahwa dalam waktu 36 jam, terdapat 26 orang warga Somalia yang meninggal akibat kelaparan. Mereka berasal dari Jubaland, sebuah daerah yang berada di selatan Somalia.
Masyarakat Jubaland sendiri mulai meninggalkan daerahnya menuju Mogadishu untuk mencari bantuan. Sebab menurut mereka sudah tidak ada yang bisa diharapkan dari Jubaland. Sungai dan sumur telah kering, hewan-hewan ternak binasa, dan tak ada bahan makanan tersisa.
Walaupun pergi ke Mogadishu, yang notabene adalah ibu kota Somalia, kehidupan mereka tak banyak berubah. Kendati mendapat sesuap makanan, mereka harus tinggal di tenda-tenda di tepian Mogadishu yang kerap menjadi sasaran penyerangan kelompok milisi.
Oleh sebab itu, selaku Direktur Operasi Palang Merah Internasional, Dominik Stillhart menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di empat negara Afrika tersebut memang sangat darurat. Kendati demikian, ia berharap masyarakat internasional tidak hanya berupaya untuk menyalurkan bantuan. Tapi juga terlibat untuk memecahkan masalah yang menjadi akar penyebab krisis.