REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi telah mengidentifikasikan pria yang melakukan serangan di Westminster bernama Khalid Masood. Serangan di Westminster menewaskan lima orang.
Masood (52 tahun) dilahirkan sebagai Adrian Elms di Kent dan ditembak mati oleh polisi. Ia belum pernah jadi subjek investigasi polisi.
PC Keith Palmer (48), Aysha Frade dan turis dari AS Kurt Cochran (54) terbunuh pada Rabu kemarin. Sedangkan seorang pria tua berusia 75 tahun terbunuh juga pada Kamis lalu. ISIS mengaku mereka di balik serangan di Westminster.
Menteri Dalam Negeri Amber Rudd mengatakan kepada warga yang sedih dan berkumpul di Trafalgar Square. "Teroris tak akan menang," katanya, Kamis (23/3) seperti dilansir BBC.
Kami semua, ujar dia, terhubung saat ini dengan menunjukkan kebersamaan, dengan bekerja, dan dengan berbisnis secara normal. "Teroris tak akan mengalahkan kita, kita yang akan mengalahkan mereka."
Saat melakukan aksi penyerangannya, Masood menyetir mobilnya naik ke trotoar lalu menuju Jembatan Westminster Bridge sebelum menabrakkan mobilnya ke pagar dan lari menuju parlemen. Dia membawa pisau untuk menikam para korbannya. Dia menikam PC Palmer sebelum ditembak mati.
Polisi Metropolitan mengatakan, tak ada peringatan dari intelijen kalau Masood akan melakukan serangan. Namun selama ini Masood dikenal oleh polisi. Ia mengaku menimbulkan luka berat, memiliki senjata, dan melanggar aturan publik. Ia diketahui tinggal di West Midlands.
Masood pernah tinggal di berbagai tempat seperti Rye, Crawley di West Sussex dan Eastbourne di East Sussex. Ia juga pernah didakwa kejahatan dengan pisau pada 2003 di Eastbourne.
(Baca Juga: Pejabat Inggris: Kejadian Ini Insiden Teroris)