Jumat 24 Mar 2017 16:31 WIB

Demo Menolak Gereja Santa Clara Diwarnai Lemparan Batu

Rep: Aziza Fanny Larasati/ Red: Ilham
Pembangunan gereja (ilustrasi).
Foto: gereja.tk
Pembangunan gereja (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Aksi unjuk rasa menolak pembangunan Gereja Santa Clara oleh Majelis Silaturahmi Umat Islam Bekasi (MSUIB) berakhir ricuh. Terjadi aksi lemparan batu dan botol kaca. Hal ini membuat petugas kepolisian menembakkan gas air mata beberapa kali ke arah pengunjuk rasa.

Kepala Majlis Ta'lim At-Taqwa, Wiwit mengatakan, aksi menjadi tidak kondusif karena petugas yang melemparkan gas air mata. "Awalnya tertib, lalu Brimop mengeluarkan petasan dan gas air mata. Banyak yang kesakitan dan perih karena terkena gas air mata," ujarnya di TKP, Jumat (24/3).

Wiwit menyayangkan pembangunan Gereja Santa Clara di Pembangunan Gereja Santa Clara dilakukan di Jl. Raya Kaliabang, Harapan Baru, Bekasi Utara. "Daerah ini kan mayoritas Muslim, kenapa dibangun gereja yang rencananya mau menjadi gereja terbesar se-Asia Tenggara? Itu akan memicu dibangunnya gereja-gereja kecil lainnya," ujarnya.

Menurut dia, umat Muslim Bekasi tetap toleransi terhadap umat beragama lain. Namun, pembangunan gereja tersebut disebut meresahkan warga setempat yang mayoritas Muslim. "Bukannya kita tidak toleransi. Tapi warga di sini kan mayoritas Muslim. Seharusnya pembangunan masjid itu ada persetujuan dari warga sebelum mendapatkan IMB," kata Wiwit.

Wiwit mengatakan, massa pengunjuk rasa hari ini berjumlah ribuan orang. "Yang hadir mencapai ribuan, ini adalah gabungan umat Muslim se-Bekasi, tidak hanya Bekasi Utara saja," ujarnya. Saat ini, umat Muslim se-Bekasi itu masih menunggu tanggapan dari pihak pemerintah kota dan pihak gereja. "Aksi ini adalah bentuk ketidaksetujuan warga terhadap pembangunan gereja Santa Clara tersebut," katanya.

Unjuk rasa dimulai usai Shalat Jumat. Aksi ini mengharuskan lalu lintas sejumlah ruas jalan dialihkan. Ruas Jalan Raya Kaliabang ditutup sementara hingga unjuk rasa selesai. Kendaraan yang akan melewati jalan tersebut dialihkan melewati Perumahan Prima Harapan dan Perumahan Duta Harapan, Bekasi Utara.

Menurut Kasubag Humas Polres Metro Bekasi, Kompol Erna Ruswing Andari, total petugas pengamanan berjumlah 444 personel. "Jumlah ini merupakan gabungan dari polres, polsek jajaran,  satpol pp, polda, brimop, dan TNI," ujarnya

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement