REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan pembiayaan melalui kredit usaha rakyat sebesar Rp 11,8 triliun kepada 646 ribu debitur sejak Januari hingga pertengahan Maret 2017.
"Ini mempertegas posisi BRI sebagai bank yang fokus kepada pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia," kata Direktur Utama BRI Suprajarto di sela-sela kunjungan pelaku usaha perkebunan Jawa Timur di City Forest and Farm Arum Sabil Kabupaten Jember, Jumat (24/3).
Ia mengatakan UMKM memberikan kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Mengutip data yang dilansir oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sekitar 98 persen perusahaan di Indonesia merupakan UMKM yang menyumbang 57 persen pendapatan domestik bruto (PDB) serta menyerap 60 persen tenaga kerja.
Meskipun demikian, UMKM sering menghadapi kendala di antaranya kurangnya informasi maupun akses untuk memperoleh kredit/pembiayaan, sehingga membatasi pertumbuhan dan peluang investasi mereka.
"Melalui penyaluran program KUR, BRI berkontribusi terhadap pemerataan dan kemudahan akses bagi pelaku UMKM untuk memperoleh pembiayaan karena pada tahun 2016 tercatat BRI mampu menyalurkan KUR sebesar Rp 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur," katanya.
Pencapaian penyaluran KUR yang dilaksanakan BRI lebih tinggi daripada yang ditargetkan oleh pemerintah yakni sebesar Rp 67,5 triliun. "Khusus untuk tahun 2017, dari target KUR nasional sebesar Rp 110 triliun, BRI mendapatkan kepercayaan dengan mendapatkan porsi penyaluran sebesar Rp 71,2 triliun atau 65 persen dari total KUR secara nasional pada tahun 2017," ujarnya.
Ia menjelaskan BRI tetap berkomitmen untuk menyediakan akses pembiayaan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang sudah layak, namun dinilai belum bankable dan dengan pemanfaatan KUR, tujuannya adalah meningkatkan kapasitas dan kapabilitas para pelaku UMKM, sehingga mampu menjadi penggerak perekonomian dan pengentasan kemiskinan.