REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Tim Disaster Victim Identification menghentikan proses identifikasi 18 jenazah TKI yang menjadi korban kapal tenggelam di Mersing Johor Malaysia pada 23 Januari 2017. Penghentian terpaksa dilakukan karena tidak ada data pembanding.
"Hari ini (Jumat) operasi identifikasi 18 jenazah di RS Bhayangkara Polda Kepri dan RS Mersing Johor dihentikan karena sudah tidak ada data pembanding dan sudah dilakukan sesuai waktu ditentukan," kata Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian di RS Bhayangkara Batam, Jumat.
Ke-18 jenazah tersebut masing-masing sembilan laki-laki di RS Bhayangkara Polda Kepri dan sembilan laki-laki di RS Mersing Johor Malaysia. "Meskipun operasi identifikasi dihentikan, namun jika suatu saat ada pihak keluarga yang mencari korban dan ternyata DNA-nya sesuai, maka bisa saja teridentifikasi. Data-data korban sudah kami simpan," kata dia.
Ia mengungkapkan, tim identifikasi sudah berupaya secara maksimal namun keterbatasan data pembanding mengakibatkan 18 jenazah tersebut tidak bisa teridentifikasi. "Ini kan masuk ke Malaysia secara ilegal. Datanya juga tidak ada. Selama proses identifikasi juga tidak ada yang mencari sehingga tidak teridentifikasi," kata Sam.
Baca juga, 18 Jasad TKI Korban Kapal Tenggelam Dihentikan.
Dalam peristiwa tenggelamnya kapal asal Batam tujuan Johor tersebut diketahui ada 54 korban delapan di antaranya selamat terdiri dari enam laki-laki salah satunya WN Malaysia dan dua perempuan WNI.
Sementara korban meninggal berjumlah 46 jenazah terdiri dari 26 orang ditemukan di Johor dan 20 ditemukan di perairan Batam dan Bintan.
Untuk yang di Johor sebanyak 17 jenazah berhasil teridentifikasi. Sementara di RS Bhayangkara Polda Kepri sebanyak 11 jenazah teridentifikasi. Sehingga total 28 jenazah teridentifikasi dan 18 lainnya tidak teridentifikasi.
"Kami juga berterimakasih pada berbagai pihak yang sudah membantu sehingga banyak jenazah teridentifikasi. Untuk yang tidak teridentifikasi akan dimakamkan," kata Sam.
Kapal pengangkut TKI ilegal tersebut mengalami kecelakaan dan tenggelam dalam perjalanan ke Johor Malaysia diduga karena cuaca buruk yang melanda perairan antara dua wilayah.