REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Tiga perkara siapapun yang ada padanya kelak, akan dinaungi Allah di bawah Arsy-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Yaitu berwudhu pada waktu cuaca dingin, mendatangi masjid meskipun gelap, dan memberi makan orang yang kelaparan," (HR Abu Muslim al-Ashbani).
Poin hadis tentang memberi makan orang kelaparan itu cukup menjadi inspirasi bagi Komunitas Nasi Jumat (Sijum) untuk selalu beraksi. Komunitas Sijum adalah salah satu komunitas yang bergerak di bidang sosial. Setiap Jumat dan hari besar tertentu, Sijum membagikan makanan gratis untuk warga.
Lely Hikmawati, Koordinator Sijum wilayah Jabodetabek, menuturkan, aksi Sijum adalah kegiatan pembagian makanan gratis yang dilakukan setiap Jumat. Selain Jumat, Sijum juga membagikan makanan gratis di hari ketika ada aksi umat Muslim atau pada acara tertentu. “Misalnya aksi 212 dan aksi Subuh Berjamaah,” kata Lely.
Inspirasi terbentuknya Sijum, menurut Lely, adalah perilaku Rasulullah yang kerap berbagi makanan pada lingkungan sekitarnya. Adapun inspirasi khusus, adalah Andre Raditya, penulis buku ‘Rezeki Level 9.’ Lely mengingat, jawaban Andre ketika ditanya dalam media sosial bagaimana berbagi rezeki dengan pekerjaan sebagai pedagang nasi bungkus.
Jawaban itu kemudian menjadi viral di media sosial Facebook. Lely dan kanan kawannya berpikir bagaimana berbagi rezeki dengan makanan. Akhirnya, mereka terinspirasi untuk berbagi rezeki melalui sarapan gratis yang Sijum bagikan.
Adapun pemilihan hari Jumat sebagai hari utama makanan dibagikan, menurut Lely, hari Jumat adalah harinya umat Islam. Dengan pembagian sarapan gratis hari Jumat, ia ingin mengingatkan kembali jika Jum’at adalah hari raya untuk umat Islam. “Hari Jumat itu kan terdapat banyak kebaikan,” ucap dia.
Hingga kini, terdapat kurang lebih 200 anggota yang telah bergabung di Sijum. Mereka tergabung dalam grup dengan media sosial Facebook. Untuk berkomunikasi, mereka menggunakan aplikasi telegram.
Anggota tersebut menurut Lely semuanya aktif berkontribusi dalam setiap aksi Sijum. Pendanaan Sijum juga berasal dari anggota dan pihak pendukung yang memang ingin berpartisipasi. “Anggota ada yang turun langsung ke aksi, ada pula yang berdonasi,” tutur wanita 30 tahun itu.
Aksi ini dimulai di Jabodetabek. Untuk wilayah Jabodetabek, setiap pekannya Sijum membagikan 400 sampai 1.200 porsi, tergantung pada adanya acara Islam yang digelar. Makanan itu dimulai dari dapur yang dikelola sendiri oleh anggota Sijum. “Dapur Jabodetabek terletak di Cijantung, Rawamangun, Pasar Kemis, dan Cinere,” kata Lely.
Adanya aksi Sijum ini disambut baik oleh umat Muslim. Rahmat Ansari (52), warga Rawamangun, Jakarta Timur mengaku senang dan bangga melihat kepedulian aksi Sijum. “Semoga anak-anak muda itu diridhoi Allah, “ ujar pria yang telah mencoba makanan Sijum beberapa kali.