REPUBLIKA.CO.ID, SUNGGUMINASA - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian drh I Ketut Diarmita meminta peternak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mengurangi penjualan sapi betina. Langkah tersebut ditujukan untuk menggenjot pengembangan produksi ternak. "Kita harus pelihara dan rawat sapi betina. Jangan malah sapi jantan yang dipertahankan," ujar Diarmita, di Sungguminasa, Sabtu.
Diarmita mencermati pola pikir masyarakat, khususnya para peternak, harus diubah dalam hal beternak. Selama ini, warga lebih memilih mempertahankan sapi jantan daripada betina.
Dalam sosialisasi itu, Diarmita meminta seluruh jajaran peternakan dan kesehatan hewan mampu meningkatkan sumber daya manusia setempat. Ia mengarahkan para inseminator maupun petani peternak agar mampu menggenjot populasi sapi dalam menunjang program nasional peternakan.
Diarmita menilai Sulsel mengalami kemajuan pesat. "Kita punya potensi peternakan yang bagus. Jangan biarkan ada tempat 'tidur'. Jangan biarkan ada tempat yang 'diam'. Tempat-tempat itu harus dimanfaatkan untuk pengembangan supaya sapi-sapi yang dikeluarkan dari Gowa itu semuanya berkualitas," katanya.
Di Gowa, program inseminasi buatan (IB) dimulai sejak 1992. Ada tiga orang tenaga inseminator yang mendukung program tersebut. "Sebanyak 50 ekor kelahiran sapi tercapai di tahun berikutnya dan ini cukup berhasil," uujarnya.