Sabtu 25 Mar 2017 11:51 WIB

Pakar Sebut Penyamaan Biaya Transportasi Daring Bukan Solusi Tepat

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Warga mencari transportasi dengan aplikasi online. ilustrasi
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warga mencari transportasi dengan aplikasi online. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Transportasi, Djoko Setijowarno menilai upaya Pemerintah Kota Bogor dengan menyamakan biaya transportasi online dengan angkutan umum konvensional, bukan jalan keluar yang tepat. 

Menurutnya langkah ini bukan menjadi solusi jangka panjang persoalan polemik angkutan umum dan yang berbasis online. "Tidak mungkin, itu bukan solusi. Lucu kalau dipaksakan," katanya kepada u, Sabtu (25/3).

Karena, menurutnya kemudahan dan kelebihan transportasi online selalu menjadi kelebihan tersendiri. Dan itu harusnya disadari oleh kepala daerah. 

Kalaupun solusi itu yang dipakai, ia yakin tidak akan banyak perubahan. Sebab sejatinya angkutan umumlah yang harus dibenahi dan diperbaiki secara total. 

"Indonesia adalah negara yang mengatur angkutan umumnya sebagai  bentuk intervensi untuk melayani dan melindungi warga, pengusaha dan lingkungan," terang Djoko.

Perijinan adalah salah satu bentuk pengawasan pemerintah untuk ciptakan iklim persaingan usaha sehat. Oleh sebab itu mengapa operator transportasi umum harus berupa badan hukum. 

Sehingga perusahaan yang berkonpeten saja yang bisa masuk ke industri jasa transportasi umum. Layanan pun akan lebih profesional dan bertanggungjawab dalam menjamin terselenggara layanan transportasi umum yang selamat, aman, nyaman, lancar, efisien dan terjangkau.

Aplikasi teknologi di sektor transportasi bukan hal baru. Karena itu perusahaan transportasi umum juga tidak boleh gagap terhadap perkembangan teknologi. "Harus berubah lebih efisien, efektif, lebih responsif terhadap kebutuhan penumpang yang menuntut tarif lebih murah, lebih profesional dan perusahaannya lebih kompeten," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement