REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kapolri Jendral Pol Tito Karnavian meminta Polis Diraja Malaysia (PDRM) memperjelas keberadaan Siti Aisyah apakah dirinya bagian dari jaringan pembunuhan Kim Jong-nam atau merupakan korban.
"Harapan kita pada yang bersangkutan kembali pada pertanyaan, apakah dia bagian dari jaringan yang mempunyai rencana untuk membunuh atau dia merupakan korban yang direkrut tanpa sepengetahuan dia. Ini yang kita minta perjelas kepada teman-teman kepolisian Malaysia nanti," ujar Tito usai courtesy call dengan Kepala PDRM Irjen Tan Sri Dato' Sri Khalid Abu Bakar di Putrajaya, Malaysia, Sabtu (25/3).
Tito mengatakan jika Siti Aisyah bagian dari jaringan tersebut maka ia hanya memberikan bantuan hukum. "Kita hargai eksistensi dan kedaulatan hukum Malaysia. Sama juga kalau ada orang Malaysia yang salah menjadi bandar narkoba bisa sampai ditembak. Mereka menghargai eksistensi hukum kita," ucapnya.
Tetapi, ujar dia, seandainya jika Siti merupakan korban maka perlu ada penjelasan dan polisi Indonesia akan memberikan bantuan hukum. "Indikasinya setelah yang bersangkutan melakukan yang menurut dia reality show, dia kembali ke Bandara untuk meminta uang 100 dolar AS sebagai upah. Kalau dia memang bagian dari konspirasi untuk membunuh dari awal seharusnya dia melarikan diri, tidak harus kembali karena risiko ditangkap," ujarnya.
Tito mengatakan akan membangun komunikasi dengan Malaysia dengan prinsip dasar saling menghargai dan menghormati.