Ahad 26 Mar 2017 02:44 WIB

Ojek Pangkalan Semarang Minta Tarif Ojek Online Disamakan

Sejumlah motor ojek online terparkir di bahu jalan (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah motor ojek online terparkir di bahu jalan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Para pengojek pangkalan di Semarang, seperti yang biasa mangkal di Stasiun Poncol Semarang, meminta tarif ojek online disamakan. Sebab, tarif ojek online yang lebih murah dinilai merugikan para pengojek konvensional.

"Harapan kami, ya, dihilangkan ojek online. Namun, kalau tetap dipertahankan, tarifnya disamakan dengan kami," kata Saidi (50), pengojek pangkalan di Stasiun Poncol, Semarang, Sabtu (25/3).

Diakuinya, kehadiran ojek online belakangan ini yang kian marak membuat pengojek pangkalan kesulitan mencari penumpang. Mereka kalah bersaing dengan ojek online yang mematok tarif yang kelewat murah.

Dahulu, kata dia, dalam sehari bisa mengantongi sekitar Rp 150 ribu. Akan tetapi, sejak maraknya ojek online membuat pendapatannya turun drastis menjadi sekitar Rp 50 ribu sampai Rp 60 ribu/hari.

Ia menyebutkan anggota paguyuban ojek pangkalan Stasiun Poncol dan Stasiun Tawang ada sekitar 40 orang yang jelas tidak sebanding dengan ojek online di Semarang jumlahnya mencapai ribuan.

"Maunya kami, ya, dibatasi jumlah ojek online. Jangan nambah terus. Kasihan teman-teman di sini. Sudah ada yang 25 tahun jadi tukang ojek di pangkalan Stasiun Poncol dan Tawang," kata Saidi.

Pemerintah Kota Semarang berencana mengatur operasional ojek online, termasuk pembatasan jumlah karena angkutan sepeda motor roda dua selama ini belum diatur lewat regulasi yang ada.

Menanggapi itu, pengemudi ojek online di Semarang menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk mengatur keberadaan mereka. Mereka hanya berharap mata pencaharian mereka dengan mengojek tidak dihilangkan.

"Kami sebenarnya tidak mangkal di sini karena ordernya dari aplikasi. Cuma, saat jam-jam bongkaran (kedatangan, red.) kereta api banyak temen yang berkumpul di sini," kata Mujianto, pengojek online yang biasa mangkal di Stasiun Poncol, Semarang.

Beberapa waktu lalu, diakuinya sempat ada ketegangan antara mereka dan pelaku transportasi konvensional, seperti taksi dan ojek pangkalan, tetapi sudah diselesaikan secara kekeluargaan.

"Tidak ada masalah, kok, sudah dimediasi sama Pak Kapolrestabes Semarang untuk titik kumpul. Jadi, titik kumpul ojek online disepakati 100 meter dari Stasiun Poncol. Namun, untuk Stasiun Tawang tidak ada masalah," katanya.

Titik kumpul itu, kata pria yang sudah setahun mengojek online itu, untuk penjemputan calon penumpang karena tidak diperbolehkan di depan Stasiun Poncol. Namun, untuk penurunan penumpang dipersilakan di mana saja.

"Kami sepakat, tidak ada masalah. Kalaupun tarif mau dinaikkan dari Rp 2.000,00 per kilometer, kami juga tidak keberatan. Katanya mau dikurangi jumlahnya juga. Namun, jangan banyak-banyak. Kasihan teman-teman," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement