REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jepang meluncurkan satelit mata-mata ke orbit pekan lalu untuk mengawasi gerak-gerik Korea Utara, terutama atas rencana senjata nuklirnya.
Satelit Pengumpul Informasi (IGS) Radar 5 diluncurkan menggunakan roket H-IIA Jepang dari Tanegashima Space Center di selatan Jepang. Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang tak menyediakan siaran langsung peluncuran IGS Radar 5. Namun, ada video streaming yang mereka sediakan melalui jaringan sebuah perusahaan, demikian dilansir Live Science beberapa waktu lalu.
Jepang sudah memulai program IGS sejak 1998 sebagai respon Korea Utara yang terus menguji coba misilnya di sekitaran bahkan melintas wilayah Jepang. Aksi Korea Utara itu berulang kali menimbulkan ancaman bagi Jepang. Korea Utara sendiri tak lantas menghentikan program pengembangan misil nuklirnya.
Meski untuk tujuan pengawasan, satelit IGS juga membantu Pemerintah Jepang untuk bisa merespon potensi bencana alam dan beberapa hal lain sesuai fungsi satelit.
IGS pertama sendiri diluncurkan pada 2003 meski tak semua mencapai orbit. IGS Radar 5 merupakan satelit ke 15 yang ditujukan untuk program semacam ini. Dua satelit milik Jepang pernah pula gagal luncur dan hilang pada 2003 lalu.
Beberapa pesawat luar angkasa IGS dilengkapi dengan sensor optik untuk mengambil gambar lapisan bumi. Sementara peralatan lainnya disesuaikan kebutuhan. Dari namanya, IGS Radar 5 memang merupakan satelit versi baru.
Karena itu, Jepang juga tak terlalu banyak membuka informasi tentang satelit tersebut. Misalnya orbit dimana IGS Radar 5 akan berada, masih belum diketahui dimana pastinya. Namun, beberapa satelit milik Jepang sebelumnya di tempatkan pada lintasan mengelilingi bumi pada jarak sekitar 480 kilometer.