REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kalangan petani, supermarket dan pemasok makanan di Inggris meminta Perdana Menteri (PM) Theresa May untuk mengamankan kesepakatan perdagangan bebas dengan Uni Eropa setelah Inggris memutuskan keluar dari keanggotaan Uni Eropa (Brexit). Para pemimpin industri tersebut mengatakan, jika kesepakatan tidak dapat dijaga, maka dapat membahayakan pasokan makanan dan minuman di Inggris, serta mengakibatkan harga melambung tinggi.
Meskipun sebagian besar industri tersebut berbasis di Inggris, namun operasi mereka tidak dapat diisolasi. Oleh karena itu, mereka mendesak Perdana Menteri untuk memastikan tarif yang lebih tinggi tidak dikenakan kepada produk impor dan ekspor.
Theresa May akan mendorong 50 pasal kesepakatan, setelah Inggris memiliki waktu dua tahun untuk menyelesaikan persyaratan keluar dari Uni Eropa. Dalam surat bersama, Serikat Nasional Petani, Makanan dan Minuman Federasi dan konsorsium Retail Inggris (BRC), meminta menteri untuk memastikan mereka terus menikmati perdagangan bebas tarif dengan Uni Eropa.
Direktur Jenderal BRC Helen Dickinson menilai, blok Uni Eropa sejauh ini merupakan mitra dagang terbesar di Inggris untuk makanan. ''Untuk menjaga harga rendah untuk konsumen, sangat penting kita tidak memiliki tarif baru dan kami mempertahankan gerakan gesekan barang dan menempatkan konsumen di jantung persoalan ini,'' ucap dia, seperti dikutip BBC, Senin (27/3).