Selasa 28 Mar 2017 07:49 WIB

Cina Geram Soal Kunjungan Menteri Jepang ke Taiwan

Kota Taipei, Taiwan
Foto: asianranking.com
Kota Taipei, Taiwan

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina pada Senin menyampaikan keluhan kepada Jepang setelah salah seorang menteri negara kepulauan itu berkunjung ke Taiwan pada pekan lalu, yang dinilai dapat melukai hubungan Beijing dengan Tokyo.

Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang mengatakan Wakil Menteri Jiro Akama pergi ke Taiwan untuk menghadiri acara promosi pariwisata dalam jabatan resminya, berangkat pada Jumat dan pulang pada hari berikutnya.

Media di Jepang melaporkan bahwa Akama adalah pejabat pemerintahan tertinggi secara resmi mengunjungi Taiwan sejak Jepang memutuskan hubungan diplomatik dengan Taipei pada 1972 dan membuka hubungan dengan Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying mengatakan kunjungan itu secara jelas berlawanan dengan janji Jepang, yang hanya memiliki pertukaran hubungan tingkat daerah dan bukan pemerintahan dengan Taiwan, yang dianggap Cina sebagai provinsi pecahannya.

"Cina sudah pasti menentang hal tersebut dan kami bersungguh-sungguh mengirimkan utusan ke Jepang," kata Hua dalam pertemuan harian dengan media.

Jepang mengatakan menghargai janjinya kepada Taiwan namun tindakan tersebut tetap dipandang provokatif, kata Hua menambahkan. "Hal ini menyebabkan gangguan serius pada peningkatan hubungan Sino-Jepang," katanya menegaskan.

Pasukan Nasionalis, yang kalah, melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 di akhir perang sipil dengan kelompok Komunis. Cina tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan bersenjata untuk mengembalikan Taiwan di bawah kendalinya.

Taiwan menjadi pusat kepentingan Cina yang tidak bisa disaingi dan Jepang harus menyadari pentingnya hal tersebut dan berhenti menjadi pihak "bermuka dua", serta tidak lebih jauh melangkah ke arah yang salah, tutur Hua.

Penyiar NHK menayangkan Akama tiba di Bandara Taipei, mengatakan kepada penyiar bahwa tidak ada perubahan pada hubungan Jepang-Cina maupun Jepang-Taiwan. Cina mengekspresikan ketidakpuasan pada bulan Desember 2016 setelah kedutaan de'facto Jepang di Taiwan mengatakan akan mengubah namanya dengan memasukan nama "Taiwan".

Jepang, seperti layaknya kebanyakan negara lain di dunia, hanya memiliki hubungan informal dengan Taiwan sementara memiliki hubungan diplomatik dengan Beijing. Beijing telah berulang kali mendesak Jepang untuk menunjukan penyesalan terhadap kekejaman pada masa Perang Dunia II dan kedua belah pihak memiliki masalah sengketa di Laut Cina Timur yang telah lama terjadi.

Bagaimana pun, pemerintahan Jepang di Taiwan pada 1895-1945 dipandang membawa kebaikan pada perkembangan pulau tersebut, tidak seperti penilaian kepada Jepang pada bagian lain di Asia, terutama di China dan Korea, yang kerap berpandangan buruk terhadap Jepang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement