REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Semakin banyak Muslimah berjilbab menjadi model di AS seperti Nura Afia yang membintangi sebuah iklan kosmetik ternama. Setelah nama model terkenal tentu ada orang-orang yang bekerja di belakang mereka salah satunya mantan penata gaya dan busana Nailah Lymus.
Lima tahun lalu, Lymus mendirikan sebuah agen modeling khusus Muslim Underwraps. Ini merupakan agen model Muslim pertama di dunia.
"Saya memiliki teman Muslim yang bernampilan model tetapi mereka merasa tidak dapat melakukannya karena hijab mereka," uajr Lymus (34 tahun). Mereka berpikir jika menjadi model maka mereka harus mmebuka jilbab dan bertentangan dengan keyakinan agama mereka.
Sejak saat itu Lymus menyediakan wadah bagi wanita Muslim dapat tampil menjadi model bahkan berada di halaman The New Yorker dan Vogue Meski dengan gaun yang sederhana.
Perjuangan Lymus untuk membawa Muslim ke dunia modeling memang tidak mudah. Tetapi kerja kerasnya terbayar.
"Banyak perhatian tertuju pada wanita berjilbab, kami melihat wanita tertutup memenuhi artikel, majalah, kampanye dan iklan. Ini memiliki dampak positif yang besar bagi sebuah bisnis," jelas dia.
Meski telah diterima di dunia modeling, namun Lymus masih menemui streotipe negatif dan rasisme dalam pekerjaannya. Lymus sempat diminta mempekerjakan model berniqab tapi dengan kain tipis seperti Jasmin dalam film Arabian Nights.
Namun Lymus memberikan pengertian kepada mereka. "Saya menjelaskan kepada mereka bahwa gaya tersebut bukan pakaian Muslim tetapi eksploitasi seks dengan niqab seperti halnya komersialisasi yamakas dalam pemotretan,"jelas dia.
Cara lain untuk menghilangkan streotipe negatif adalah dengan lebih banyak memperkerjakan wanita berjilbab di depan kamera seperti Hafsa Abdallah. "Jilbab saya adalah hal yang penting bagi saya. Itu adalah bagian dari iman saya yang membuat lebih kuat, indah dan bagian terbesar dari saya," jelas Abdallah.