Selasa 28 Mar 2017 18:56 WIB

Awi Suryadi Ingin Film Horor Kembali dapat Tempat

Rep: reja irfa widodo/ Red: Esthi Maharani
film horor / Ilustrasi
Foto: sadako.net
film horor / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Awi Suryadi mengaku memiliki misi khusus terkait penggarapan film Danur: I Can See Ghost. Lewat film keluaran PicHouse Films ini, Awi berharap film horor buatan anak bangsa bisa kembali mendapatkan tempat di hati para penikmat film horor, dan penggemar film Indonesia pada umumnya.

Menurutnya, saat ini penonton untuk film bergenre horor makin lama makin sedikit. Padahal, jika menilik pada masa lalu, horor menjadi salah satu genre film yang paling diminati oleh para penggemar film Indonesia. Keinginan untuk mendapatkan kepercayaan dari publik terhadap film horor buatan Indonesia inilah yang menjadi salah satu misi Awi menggarap film Danur: I Can See Ghost tersebut.

''Kalau dulu tuh penonton setianya (film horor) banyak, mungkin bisa sampai di atas 200 ribu hingga 300 ribu. Sekarang tambah lama tambah menyusut. Maksudnya dengan film Danur ini, sebenarnya saya ingin memenangkan kembali faith atau kepercayaan mereka terhadap genre horor,'' kata Awi kepada Republika saat ditemui usai pemutaran perdana Danur: I Can See Ghost di Jakarta Pusat, Senin (27/3) malam.

Awi menambahkan, sebenarnya film-film horor buatan Indonesia tidak kalah jika dibanding dengan film buatan luar negeri. Terlebih, Indonesia juga memiliki budaya yang cukup dekat dengan dunia mistis dan dunia supranatural.

''Horor Indonesia itu paling seram, kalau dibandingkan dengan culture di tempat lain. Ke depannya, mudah-mudahan makin banyak kesempatan supaya film horor Indonesia bisa kembali ke genre horor yang sebenarnya seperti dulu,'' kata sutradara berusia 39 tahun tersebut.

Film Danur: I Can See Ghost merupakan adatasi dari novel karya Risa Saraswati, yang berjudul 'Gerbang Dialog Danur'. Novel itu diangkat dari kisah nyata kehidupan Risa Saraswati, yang memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi dengan mahkluk gaib. Dalam menggarap film ini, Awi mengaku terus berkonsultasi dengan Risa Saraswati. Awi pun mengungkapkan, Risa sangat terbuka dan memberikan kebebasan terkait pola adaptasi dari novel ke film tersebut.

Namun, Awi menambahkan, memang tidak keseluruhan cerita di novel tersebut bisa ditampilkan di film ini. ''Mungkin hanya 30 sampai 25 persen. Karena memang, ide tim produser juga biar sedikit berbeda dengan di buku. Sehingga pengalamnnya bisa berbeda. Jadi biar orang mendapatkan full experiencenya, dia bisa baca buku terus nonton film ini. Atau sebaliknya,'' tutur Awi.

Film Danur ini merupakan film horor ketiga yang pernah digarap oleh Awi. Sebelumnya, Awi pernah menyutradari film bertajuk Sumpah Pocong di Sekolah dan Badoet.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement