REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA TENGGARA -- Penggunaan bom ikan yang masih dilakukan sejumlah nelayan di Kabupaten Minahasa Tenggara untuk mencari ikan, dapat mengancam sektor pariwisata di daerah tersebut.
"Aksi pengeboman ikan di sekitaran perairan di Minahasa Tenggara mempuyai dampak buruk bagi sektor pariwisata di daerah ini," kata Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gemma Mitra Viddy Ngantung di Ratahan, Selasa (28/3).
Ia menuturkan, wilayah perairan Minahasa Tenggara telah menjadi objek wisata andalan daerah, melainkan menjadi salah satu destinasi para wisatawan di Provinsi Sulawesi Utara. "Sangat disayangkan jika keindahan bawah laut perairan di Minahasa Tenggara dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan bom ikan," katanya.
Dia pun berharap aksi tersebut segera mendapatkan perhatian dari pemerintah dan aparat hukum untuk melakukan penindakan kepada para pelaku.
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Tenggara Franky Wowor mengaku prihatin dengan masih adanya aksi pengeboman ikan tersebut. "Kami menyayangkan aksi-aksi para nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan di sekitar perairan Minahasa Tenggara, karena hal tersebut sangat merusak," katanya.
Ia mengungkapkan, Pemkab akan melakukan kerjasama dengan aparat hukum terkait untuk mencegah aksi pengeboman ikan di wilayah perairan setempat. "Selain akan terus melakukan sosialisasi mengenai dampak buruk pengunaan bom ikan, kami akan bekerja sama dengan aparat hukum untuk melakukan penindakan terhadap aksi-aksi yang merusak tersebut," katanya.
Franky pun mengharapkan keterlibatan dari masyarakat untuk melaporkan kepada pemerintah desa atau kepada aparat hukum jika mendapati aksi pengeboman ikan di sekitar perairan Minahasa Tenggara.