Rabu 29 Mar 2017 08:12 WIB

Laptop Berisi Data 3,7 Juta Pemilih Hong Kong Dicuri

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Pencurian/Maling (Ilustrasi)
Foto: pixabay
Pencurian/Maling (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Kantor Pendaftaran dan Pemilihan Umum Hong Kong melaporkan hilangnya dua laptop berisi data 3,7 juta pemilih dalam pemilu Hong Kong. Laptop tersebut juga menyimpan nama-nama 1.200 pemilih di Komite Pemilihan, yang baru saja memilih Carrie Lam Cheng Yuet-ngor sebagai pimpinan eksekutif Hong Kong yang baru.

Pencurian terjadi pada Ahad (26/3), setelah pemilihan pimpinan eksekutif Hong Kong diselenggarakan di Convention dan Exhibition Centre di Wan Chai. Dua laptop itu dicuri dari sebuah kamar di AsiaWorld-Expo di Lantau.

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Pendaftaran dan Pemilihan Umum Hong Kong mengatakan, sejauh ini tidak ada informasi yang menunjukkan adanya kebocoran data. Data pribadi 3,7 juta pemilih Hong Kong di dalam dua laptop tersebut juga mencakup nomor ID, alamat, dan nomor telepon seluler.

Petugas mengatakan, laptop telah dimasukkan ke dalam ruangan terkunci. Menurutnya, data-data pemilih didalamnya pun telah dienkripsi. Polisi mengatakan, mereka menerima laporan tentang pencurian laptop pada pukul 04.40 waktu setempat, Senin (27/). Kasus ini dianggap sebagai kasus pencurian dan belum ada penangkapan yang telah dilakukan oleh Unit kejahatan daerah New Territories South.

Seorang juru bicara Kantor Komisaris Privasi untuk Data Pribadi mengaku telah menerima pemberitahuan mengenai pencurian itu secara lisan. “Mereka menekankan bahwa data telah dienkripsi. Kasus ini melibatkan sejumlah besar data pribadi," kata dia, dikutip South China Morning Post.

Seorang anggota Komite Pemilihan, Fung Wai-wah, mengatakan ia merasa terkejut setelah mengetahui apa yang telah terjadi. “Kami tidak diberitahu apakah ada data cadangan untuk pemilihan kepala eksekutif,” katanya. “Mungkin mereka tidak menyimpan data pemilih di tempat yang tepat setelah pemilu legislatif tahun lalu dan kemudian perangkat yang sama kembali digunakan untuk pemilihan kepala eksekutif,” kata anggota komite lainnya, Charles Mok.

Pada September lalu, komputer milik Departemen Kedokteran Universitas Hong Kong di Queen Mary Hospital juga dicuri. Komputer berisi rincian data pribadi sebanyak 3.675 pasien. Selama periode Juni 2013 sampai Mei 2016, Kantor Komisaris Privasi untuk Data Pribadi menerima total 253 laporan insiden pelanggaran data.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement