Rabu 29 Mar 2017 16:27 WIB

Kasus Penyakit Jantung di Sukabumi Naik

Rep: Riga Iman/ Red: Winda Destiana Putri
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung
Foto: Boldsky
Nyeri di dada, bisa jadi pertanda sakit jantung

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Warga Kota/kabupaten Sukabumi yang terkena serangan penyakit jantung cukup tinggi. Setiap tahunnya tercatat ribuan warga yang terdeteksi mengalami jantung.

''Jumlah warga yang terkena jantung di Sukabumi dan skala nasional naik,'' ujar Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin SH Kota Sukabumi Bahrul Anwar kepada wartawan disela-sela seminar penyakit jantung di Hotel Anugrah Kota Sukabumi Rabu (29/3). Di mana lanjut dia peringkat penyakit jantung saat ini naik dari bawah menjadi nomor dua secara nasional maupun di Sukabumi.

Menurut Bahrul, peningkatan warga yang menderita jantung ini disebabkan sejumlah faktor. Misalnya perubahan gaya hidup masyarakat dan lain sebagainya.

Peningkatan kasus ini lanjut Bahrul telah diantisipasi pemerintah dengan melengkapi sarana layanan jantung. Di mana, pada 2016 lalu RSUD R Syamsudin mendapatkan alat Cathlab (Cateterization and Laboratory) dari Pemprov Jawa Barat.

Keberadaan alat ini ungkap Bahrul hanya terdapat di sejumlah daerah di Jabar. Sepengetahuanya alat tersebut berada di RS Harapan Kita Jantung di Jakarta dan RSHS Bandung.

''Warga yang ingin memeriksakan jantung tidak perlu lagi ke Jakarta atau Bandung lagi,'' ujar Bahrul. Pasalnya lanjut dia pasien jantung bisa memeriksakan dirinya di Sukabumi.

Menurut Bahrul, biaya pemeriksaan jantung di RSUD Syamsudin pun melayani pasien badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) Kesehatan. Sehingga lanjut dia warga tidak perlu mengeluarkan biaya besar dalam mendapatkan layanan tersebut.

Dari data rumah sakit ungkap Bahrul, pada 2016 lalu ada sebanyak 200 warga yang mendapatkan layanan jantung Cath Lab. Sementara jumlah pasien jantung di Sukabumi setiap tahunnya mencapai kisaran ribuan orang.

Bahrul menuturkan, saat ini rumah sakit hanya mengalami kendala keterbatasan tenaga dokter spesialis jantung. Untuk mengoperasikan alat Cath Lab hanya ada satu dokter di RSUD Syamsudin.

Sementara di sisi lain jumlah pasien jantung cukup banyak. Akibatnya terang dia pelayanan Cath Lab hanya dilakukan pada Sabtu dan minggu. Hal ini dikarenakan tenaga dokter harus melakukan tugasnya dalam pelayanan umum di poli.

Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menerangkan, saat ini kasus penyebaran penyakit tidak menular lebih tinggi dibandingkan penyakit menular. ''Masyarakat harus lebih waspada dalam menghadapi serangan penyakit termasuk jantung,'' imbuh dia.

Terlebih kata Fahmi saat ini kasus penyakir jantung naik dari peringkat di bawah menjadi nomor dua di Sukabumi. Fenomena ini lanjut dia dapat disikapi warga dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta menggiatkan olahraga secara rutin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement