REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Bagi warga Arab Saudi, kedatangan warga Indonesia hampir identik dengan kunjungan ke Makkah dalam rangkaian ibadah haji dan umrah. Pun sebaliknya, kedatangan warga kita ke Arab Saudi selalu berangkat dari niat melakukan ibadah.
Kedua pandangan itu tentu tidak keliru. Setiap tahunnya, Pemerintah Indonesia memberangkatkan sekitar sejuta jamaah haji dan umrah untuk berkunjung ke Baitullah, Makkah. Pandangan tersebut akan sedikit bergeser, ketika Indonesia dan Saudi telah menandatangani program kerja sama perdagangan yang disepakati pada saat kunjungan Raja Salman ke Indonesia baru-baru ini.
Kesepahaman tersebut ternyata juga telah terjalin antara Kantor Dagang Industri Jakarta (Kadin Jakarta) dan Makkah Chamber of Commerce and Industry (semacam Kadin di Makkah) pada Mei 2016. Bukan hal yang mudah untuk kunjungan rutin warga Indonesia ke Makkah.
Namun dalam pandangan Pelaksana tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kadin Makkah Ibrahim Al-Bardes, hal tersebut tidak mustahil. Saat menjamu Tim Ekonomi dan Perdagangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah (KJRI Jeddah) di Makkah Rabu (29/3), Ibrahim mengungkapkan Makkah memiliki banyak potensi ekonomi yang dapat digarap.
Mengutip isi MoU atau Nota Kesepahaman Bersama antara Kadin Jakarta dan Kadin Makkah, disebutkan bahwa “Kadin Makkah akan menjadi pintu investasi (dan bisnis) bagi pengusaha Indonesia yang berminat menanamkan modal di proyek infrastruktur”.
Makkah saat ini tengah giat melakukan pembangunan dan menggenjot pertumbuhan ekonomi. Pembangunan metro kereta api, proyek rekonstruksi Mina dan situs lainnya, serta pengembangan Pusat Integrasi Pembangunan (Development Integration Center) diperkirakan akan membutuhkan dana triliunan riyal. Proyek tersebut juga memerlukan sumber daya manusia profesional dalam pembangunan dan pengelolaannya.
“Makkah juga sedang bersemangat dalam mengembangkan hubungan dagang dengan berbagai pihak di seluruh dunia,” ujar Pejabat Fungsi Ekonomi KJRI Jeddah Bachtiar Saleh dalam pernyataan pers tertulis kepada Republika, Kamis (30/3).
Hal tersebut dikuatkan oleh pernyataan Ibrahim terkait kunjungan pengusaha Turki yang ingin bekerja sama dengan Makkah. Selain itu, Kadin Makkah mengundang pengusaha Indonesia untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dengan pengusaha Makkah.
Sisi lain, pihak Makkah mengharapkan Indonesia dapat memberikan informasi yang lebih terkait peluang bisnis yang bisa ditawarkan. Kedua belah pihak juga menyepakati pentingnya saling kunjung antar pengusaha untuk memperoleh gambaran yang lebih detail tentang prospek kerja sama bisnis yang bisa dikembangkan.