REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pemerintah Kota Jayapura, Papua mendorong perlindungan dan pengembangan destinasi wisata Bukit atau Gunung Srobu yang terletak di Kelurahan Abepantai, Distrik Abepura.
"Pemerintah Kota Jayapura bersama Badan Arkelogi Papua berencana membuat peraturan daerah tentang destinasi wisata kawasan situs bersejarah di Gunung Srobu," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Jayapura Bernad Fingkreu, di Jayapura, Kamis (30/3).
Bernard mengatakan, situs Gunung Srobu sebagai hasil peninggalan buatan tangan manusia dari Zaman Megalitikum 350 Sebelum Masehi (SM).
Menurut dia, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi bersama pihaknya, direncanakan mengamankan situs di lokasi tersebut. "Situs ini tertua di Papua dan Papua Barat, bahkan di wilayah Pasifik. Sesuai dengan bidang budaya pada dinas kami, maka kami akan mendorong terbentuk peraturan daerah terkait situs tersebut," ujarnya.
Sesuai keputusan Menteri Pariwisata, lokasi budaya itu harus dijaga dan dikembangkan sebagai destinasi wisata, katanya lagi. Sisi budaya, kata dia lagi, ke depan pihaknya akan berupaya membuka lahan baru situs Srobu.
Bernard menambahkan, area Gunung Srobu akan dibuka pelabuhan wisata sekaligus pembangunan museum dengan pernak-pernik budaya khas Jayapura. "Ada sebagian peningalan Perang Dunia II di gunung itu, sehingga sangat diharapkan kerja sama dengan masyarakat untuk menjaga tempat tersebut," ujarnya pula.
Sejak pertengahan Mei 2014, Balai Arkeologi Jayapura telah meneliti dan melakukan ekskavasi serta membuat laporan dan mengusulkan kepada pihak terkait, agar Bukit Srobu menjadi situs penelitian atau laboratorium alam bagi pelajar dan mahasiswa di Jayapura dan Papua.
Ketua Tim Peneliti Bukit Srobu dari Balai Arkeologi Jayapura Erlin NJ Djami mengatakan, saat melakukan survei intensif di wilayah antara Bukit Srobu dan Tiarnum para peneliti menemukan pusat pemujaan di kawasan yang disebut warga setempat sebagai Bukit Kerang.
Erlin menuturkan, para arkeolog berasumsi di kawasan Bukit Srobu itu pada Zaman Batu Besar ada dua permukiman besar dan dua pusat pemujaan. "Temuan yang menunjukkan periode Zaman Megalitikum antara lain menhir, meja batu, tangga teras batu, dan bekas permukiman," ujarnya pula.