REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Populasi kambing peranakan etawa (PE) di Kabupaten Sleman merupakan yang terbesar di DIY. Minat peternak membudidayakan hewan ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Maka itu Pemkab Sleman berencana mengembangkan PE sebagai komoditas strategis.
Bupati Sleman Sri Purnomo menuturkan, alasan utama peternak memelihara karnbing PE adalah untuk mendapatkan hasil perahan susu. Di sisi lain, pemeliharaan juga dilakukan untuk mendapatkan anak kambing PE.
“Pemerintah Daerah Sleman sendiri telah menetapkan komoditas kambing PE sebagai salah satu roadmap Sistem Inovasi Daerah (SIDa) tahun 2014 sampai 2019 bersama komoditas lainnya, seperti salak, bambo dan padi,” ujar Sri, kemarin.
Maka itu ia berharap sinergisitas dan kerja sama pengembangan kambing PE dapat terus berjalan.
Sri mengatakan, upaya pengembangan klaster susu kambing PE dapat disinergikan dengan kegiatan peternakan dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan setempat. Sebab potensi pengembangan komoditas di bidang lain juga cukup besar.
Sri meyakini pengembangan kambing PE dapat berjalan dengan lancar. Sebab Kelompok Tani Ternak Mandiri baru saja membuka rumah pakan Klaster Susu Kambing PE di Nganggring, Girikerto, Turi.
Ia pun mengapresiasi berdirinya rumah pakan ternak tersebut. “Kami berharap melalui keberadaan rumah pakan ternak ini, peningkatan tidak hanya terjadi pada kuantitas susu, tapi juga pada kualitas susu yang dihasilkan, sekaligus mampu menjadi solusi bagi permasalahan atas tingginya harga pakan ternak pabrikan,” ujar Sri.
Saat ini populasi kambing PE di Sleman mencapai 5.994 ekor, dengan produksi susu rata-rata 0,85 liter per hari per ekor. Populasi kambing tersebut dimiliki oleh delapan kelompok ternak dengan 539 anggota yang tersebar di sembilan kecamatan.
Adapun salah satu daerah yang difokuskan sebagai tempat ternak kambing PE adalah Desa Girikerto, Kecamatan Turi. Di sana terdapat beberapa kelompok ternak yang sudah berhasil mengembangkan kambing PE unggulan.