REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akan bertemu dengan sejumlah ulama dan cendikiawan Muslim dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia pada 5-6 April mendatang. Menurut Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Ferdy Piay, Presiden Ghani akan berdialog dengan ulama dari NU dan Muhammadiyah untuk bertukar pikiran terkait isu toleransi.
"Toleransi adalah kekuatan Indonesia yang ingin dipelajari. Sudah ada NU juga di Afghanistan," ujar Ferdy, di Jakarta, Kamis (30/3)
Ia mengatakan, Afghanistan dan Indonesia selama ini menjalani hubungan bilateral yang cukup unik. Bagi Afghanistan, Indonesia adalah mitra penting dalam upaya mewujudkan keamanan dan upaya menyebarkan nilai-nilai Islam.
Baca: Presiden Afghanistan Lakukan Kunjungan Bersejarah ke Indonesia
Salah satu peran penting Indonesia adalah kehadirannya secara langsung di Afghanistan melalui Indonesia Islamic Center. Indonesia Islamic Center digagas pada 2010 untuk menjadi tempat penyebaran nilai-nilai islam
"Sebagai tempat peribadatan, sarana kesehatan, dan perpustakaan untuk referensi pendidikan. Sudah diberikan lahan di Kabul. Sudah ada masjid dan tinggal dibangun sarana kesehatan," kata Ferdy.
Ferdy menuturkan, bantuan dari Indonesia ke Afghanistan lebih banyak diarahkan kepada penguatan institutional dan sumber daya manusia. Selain di bidang agama dan keagamaan, kedua negara juga bekerja sama dalam bidang hukum, misalnya dengan memberikan pelatihan kepolisian, pengenalan praktik pencucian uang, dan kontraterorisme.
"Tidak memfokuskan bantuan untuk pembangunan infrastruktur," ujarnya.