REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PKS, Jazuli Juwaini menilai hubungan antara agama dan politik saling menguatkan. Sebab, agama apapun mengajarkan nilai etika dan moralitas sehingga hal itu akan menjaga politik tetap beretika.
"Tanpa agama, politik kehilangan basis moralitas," kata Jazuli di Jakarta, Kamis (30/3).
Hal itu dikatakannya menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta masyarakat agar bisa memisahkan agama dengan politik. Jazuli menilai, keberpihakan politik (kekuasaan) terhadap implementasi nilai-nilai luhur agama dalam bernegara dengan sendirinya menjaga agama sebagai suluh bagi kehidupan.
"Sila pertama Pancasila berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa, dan Konstitusi menjamin kemerdekaan beragama tiap-tiap penduduk," ujarnya.
Menurut Jazuli, agama tidak bisa dipisahkan dari semangat patriotisme bangsa dalam seluruh aspeknya, termasuk di ranah politik. Dia menilai gagasan memisahkan agama dan politik secara ekstrem justru kontraproduktif dan tidak sejalan dengan semangat kebangsaan.
"Jangan sampai pemisahan tersebut mengarah pada paham sekularisme, padahal kita bukan negara sekuler. Meski kita juga bukan negara agama, dalam arti hanya ada satu agama negara," katanya.
Namun dia menilai sejalan dengan dasar negara dan konstitusi, Indonesia adalah negara religius, yang mengamalkan nilai-nilai luhur ajaran agama dalam berbagai sendi kebangsaan, termasuk dalam politik.