REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Triawan Munaf, berharap Hari Film Nasional (HFN), Kamis (30/3), menjadi momentum untuk menciptakan ekosistem perfilman yang lebih baik. Menurut Triawan, ekosistem perfilman Indonesia masih perlu dibenahi.
Ekosistem perfiman yang dimaksudnya termasuk pihak-pihak yang berada di industri perfilman. Mulai dari pembuat dilm, distributor, hingga pihak yang menayangkan film.
''Saya berharap, ada kegairahan dari para pelaku film. Selain itu, pelaku film diharapkan bisa menciptakan ekosistem perfilman yang lebih baik. Saat ini, ekosistem perfilman, terus terang, masih kusut. Kami selesaikan satu masalah, kemudian timbul masalah lain lagi,'' kata Triawan usai mengadiri Seminar Film Forum bertajuk Sinema Nasional: Kebijakan Pemerintah dan Investasi Budaya dalam rangkaian acara peringatan HFN di Studio Perum Produksi Film Negara (PFN), Jakarta Timur, Kamis (30/3).
Terlebih, dengan adanya kemajuan atau perkembangan teknologi yang cukup pesat. Imbasnya ke perubahan ekosistem perfilman, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.
''Mau tidak mau perubahan itu harus kami siasati bersama-sama. Tapi sebelum menghadapinya, sama-samanya ini yang harus kita tata,'' kata Triawan.
Puncak peringatan HFN 2017 digelar di Studio PFN, Otista, Jatinegara, Jakarta Timur. Puncak peringatan HFN ini bertajuk Filartc (Film and Art Celebration) dengan tema 'Merayakan Keragaman Indonesia', yang berlangsung selama tiga hari, 30 Maret hingga 1 April. Berbagai kegiatan mengisinya, mulai dari seminar film, pemutaran film, seni pertunjukan, pameran, dan bazaar film.