Kamis 30 Mar 2017 17:28 WIB

Ekosistem Perfilman Indonesia Diharap Lebih Baik

Triawan Munaf
Triawan Munaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Triawan Munaf, berharap Hari Film Nasional (HFN), Kamis (30/3), menjadi momentum untuk menciptakan ekosistem perfilman yang lebih baik. Menurut Triawan, ekosistem perfilman Indonesia masih perlu dibenahi.

Ekosistem perfiman yang dimaksudnya termasuk pihak-pihak yang berada di industri perfilman. Mulai dari pembuat dilm, distributor, hingga pihak yang menayangkan film.

''Saya berharap, ada kegairahan dari para pelaku film. Selain itu, pelaku film diharapkan bisa menciptakan ekosistem perfilman yang lebih baik. Saat ini, ekosistem perfilman, terus terang, masih kusut. Kami selesaikan satu masalah, kemudian timbul masalah lain lagi,'' kata Triawan usai mengadiri Seminar Film Forum bertajuk Sinema Nasional: Kebijakan Pemerintah dan Investasi Budaya dalam rangkaian acara peringatan HFN di Studio Perum Produksi Film Negara (PFN), Jakarta Timur, Kamis (30/3).

Terlebih, dengan adanya kemajuan atau perkembangan teknologi yang cukup pesat. Imbasnya ke perubahan ekosistem perfilman, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di luar negeri.

''Mau tidak mau perubahan itu harus kami siasati bersama-sama. Tapi sebelum menghadapinya, sama-samanya ini yang harus kita tata,'' kata Triawan.

Puncak peringatan HFN 2017 digelar di Studio PFN, Otista, Jatinegara, Jakarta Timur. Puncak peringatan HFN ini bertajuk Filartc (Film and Art Celebration) dengan tema 'Merayakan Keragaman Indonesia', yang berlangsung selama tiga hari, 30 Maret hingga 1 April. Berbagai kegiatan mengisinya, mulai dari seminar film, pemutaran film, seni pertunjukan, pameran, dan bazaar film.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement