Jumat 31 Mar 2017 08:12 WIB

Peserta Aksi 313 Bertolak dari Stasiun Bogor

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Massa aksi 313 mulai berdatangan ke Masjid Istiqlal, Jumat (31/3) dini hari.
Foto: Republika/Rahmat Fajar
Massa aksi 313 mulai berdatangan ke Masjid Istiqlal, Jumat (31/3) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Meski tak seramai aksi-aksi sebelumnya, peserta Aksi 313 nampak ramai di Stasiun Bogor. Mereka siap-siap bertolak ke Masjid Istiqlal dimana massa dipusatkan untuk shalat Jumat.

Peserta aksi yang di Stasiun Bogor nampak didominasi peserta laki-laki dari usia muda hingga paruh baya. Peserta aksi perempuan tak terlihat. Peserta Aksi 313 nampak memakai pakaian putih. Sebagian mereka membawa spanduk dan pergi berombongan.

Rencananya, aksi yang diinisiasi Forum Umat Islam (FUI), Jumat (31/3) ini akan dimulai dengan shalat Jumat berjamaah dan dilanjutkan long march menuju Istana Merdeka, Jakarta. Seperti disampaikan dalam konferensi pers pada Kamis (30/3), poin-poin tuntutan yang akan disampaikan massa Aksi 313 tersebut setidaknya ada empat.

Pertama, terdakwa penista Alquran, Ahok masih bebas berkeliaran, padahal terdakwa kasus serupa segera ditangkap dan dijebloskan dalam penjara. Kedua, Ahok bahkan dinilai masih jumawa dengan tetap menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, padahal terdakwa seharusnya langsung dicopot dari jabatannya.

Ketiga, dua poin tersebut telah melecehkan umat Islam dan menghilangkan rasa keadilan sehingga ini tidak bisa dibiarkan. Keempat, Aksi Bela Islam 313 dibuat oleh para pimpinan ormas dan seluruh komponen alumni 212 untuk menuntut kepada Presiden Joko Widodo agar melaksanakan undang-undang dengan mencobot Gubernur terdakwa, Ahok (BTP) dari Jabatan Gubernur DKI Jakarta. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement