Jumat 31 Mar 2017 18:20 WIB

Aksi Ambil Untung dan Rupiah Sebabkan Indeks Saham Ditutup di Zona Merah

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Budi Raharjo
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pada perdagangan pagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh rekor tertinggi 5.603, namun pada penutupan perdagangan sore ini IHSG terkoreksi 24 poin di angka 5.568.

Tujuh sektor saham melemah yaitu sektor perdagangan 0,61 persen, aneka industri 0,49 persen, manufaktur 0,83 persen, pertambangan 0,05 persen, barang konsumsi 1,25 persen, keuangan 0,31 persen, infrastruktur 0,38 persen.

Sementara hanya tiga sektor yang menguat yaitu agrikultur 0,51 persen, properti 0,61 persen, industri dasar 0,17 persen. Analis NH Korindo Bima Setiaji menilai, pelemahan IHSG hari ini didorong oleh aksi profit taking investor (ambil untung) dan aksi net sell yang dilakukan asing. ''Pelemahan rupiah akibat rilisnya data PDB AS yang di atas estimasi juga turut menekan IHSG hari ini,'' kata Bima, saat dihubungi, Jumat (31/3).

Disisi lain, lanjut dia, seiring dengan memasuki pekan terakhir Maret 2017, investor hari ini cenderung wait and see memperhatikan data inflasi yang akan keluar pekan depan baik untuk global maupun domestik.

Data inflasi Indonesia sendiri akan keluar Senin (3/4), di mana diperkirakan inflasi akan meningkat menyentuh 4.1 persen year on year (YoY), lebih tinggi dari bulan Februari 2017 sebesar 3.83 (YoY). "Tren kenaikan inflasi ini menurut kami akan memperkecil peluang penurunan BI Repo Rate (saat ini sebesar 4,75 persen)," ujar Bima.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement