Jumat 31 Mar 2017 22:03 WIB

KPU: Komisioner Hanya Boleh Terima Honor Sesuai Peraturan

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Ilham
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Juri Ardiantoro mengatakan, pemberian honor bagi komisioner KPU hanya diperbolehkan menurut syarat tertentu. Komisioner KPU hingga tingkat daerah tidak diperbolehkan menerima honorarium jika tidak sedang melakukan tugas.

Menurut Juri, sesuai aturan, komisioner KPU memang diperbolehkan menerima honor jika diundang oleh pihak tertentu untuk memberikan materi. Hal serupa juga diperbolehkan bagi komisioner yang diminta menjadi narasumber acara diskusi, pelatihan, atau seminar.

"Jika diundang sebagai pemateri atau narasumber, komisioner boleh menerima honor. Jika undangannya dari pihak tim sukses (timses) paslon sebagai narasumber pun boleh menerima honor," kata Juri ketika ditemui di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Jumat (31/3).

Dia menuturkan, salah satu kewajiban komisioner adalah memberikan penjelasan bagi masyarakat, tim sukses atau pihak sipil lain. Namun, dia mengingatkan jika besaran honor tidak boleh melebihi ketentuan.

Adapun ketentuan honor disesuaikan dengan golongan kepegawaian dari komisioner KPU tingkat pusat hingga daerah. "Besaran honor harus sesuai ketentuan itu, kemudian dikalikan berapa jam bicara.  Jadi prinsipnya dibolehkan menerima honor tetapi sesuai ketentuan sehingga tidak menimbulkan dampak bagi penyelenggaraan pemilu," ujar Juri.

Dia menambahkan, komisioner tidak diperbolehkan menerima honor jika tidak melakukan tugas sebagai penyelenggara pemilu. "Yang tidak boleh dilakukan komisioner adalah menghadiri undangan tanpa menjadi narasumber, tetapi menerima honor," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement