REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Oposisi Pemerintah Venezuela berunjuk rasa menentang Presiden Nicolas Maduro, pada Jumat, (31/3). Mereka memblokir jalan, membentangkan spanduk, dan meneriakkan berbagai slogan menentang pemerintahan Maduro.
"Tidak untuk keditaktoran," tulis salah satu spanduk yang dibawa pengunjuk rasa.
Mereka tak gentar kendati beberapa orang telah ditahan polisi. Bahkan salah satu anggota parlemen Venezuela Miguel Pizarro ikut berunjuk rasa. "Kita harus menuntuk hak-hak kami, di jalan-jalan, tanpa rasa takut," ujarnya yang memimpin barisan demonstran ke kereta bawah tanah, seperti dilansir Reuters, Sabtu, (1/4).
Aksi demonstrasi itu bermula dari penolakan Presiden Maduro terhadap resolusi parlemen Venezuela yang menyatakan dirinya telah meninggalkan jabatannya. Hanya saja, Maduro tak bersedia mundur dan menyebut parlemen melakukan kudeta.
Menurut parlemen, kepemimpinan Maduro membuat perekonomian Venezuela tidak berkembang, sehingga harus diganti dengan pemimpin baru. Jaksa Agung Venezuela Luisa Ortega menilai, peristiwa tersebut merupakan pecahnya tatanan konstitusional.
Sebagai infromasi, obligasi Venezuela kini anjlok seiring dengan ketidakpastian kondisi perekonomian global. Bahkan mata uang negara itu yakni Bolivar Venezuela menurun 9 persen terhadap mata uang dolar AS.