REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ulama asal India Zakir Abdul Karim Naik, siap untuk menjalani rangkaian safari dakwah di Indonesia. Safari dakwah bertajuk "Zakir Naik Visit Indonesa 2017" itu akan berbentuk kuliah umum di lima kota di Indonesia.
Menurut Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017 Budhi Setiawan, panitia pusat dan lokal telah siap menyambut kedatangan Zakir Naik. Ribuan peserta di Kota Bandung, telah siap mengikuti kuliah umum Zakir Naik di Gymnasium UPI, besok Ahad (2/4).
Budhi mengatakan, kegiatan ini tidak hanya diikuti kalangan Muslim. Tapi, diikuti juga kalangan non-Muslim. Bahkan, untuk kalangan non-Muslim ada tiket jalur khusus.
"Untuk kalangan non-Muslim panitia telah membuka pendaftaran khusus dengan tiket VIP gratis," ujar Budhi dalam siaran persnya, Sabtu (1/4).
Pada kesempatan yang sama, Budhi juga meluruskan dugaan sejumlah kalangan yang menyebut Zakir Naik akan melakukan debat. Zakir Naik akan menyampaikan materinya dengan metode ceramah biasa, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta. "Jadi kesempatan tanya jawab akan lebih lama," katanya.
Terkait dengan tema kuliah umum, Budhi mengatakan tema untuk tiap-tipa lokasi berbeda sesuai hasil diskusi langsung antara panitia dengan Zakir Naik. "Kalau tema itu hasil diskusi antara beliau dengan panitia. Di UPI Bandung, temanya "Da'wah or Destruction" yang akan diikuti 10 ribu orang," kata Budhi.
Zakir Abdul Karim Naik, adalah seorang cendekiawan Muslim, dai, dan mubaligh asal India. Ia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Secara profesi, sejatinya ia seorang dokter medis.
Sejak 1991, Zakir telah menjadi seorang dai yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Di India, Zakir adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.
Zakir Naik lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St Peter's High School (ICSE) di Kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai.
Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Pada 1991, Ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan pada akhirnya fokus dalam dunia dakwah.
Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.
Tentang pengaruh Zakir Naik, Indian Express dalam terbitan 22 Februari 2009 memasukkan dia ke dalam peringkat 82 dari "100 Orang India Terkuat 2009" di antara satu miliar penduduk India. Sementara dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik berada di peringkat tiga, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar. Ia menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.
Pada Ahad, 1 Maret 2015, Zakir Naik mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Arab Saudi, King Faisal International Prize (KFIP). KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz.