REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, membaca dan memahami Alquran merupakan bagian dari upaya untuk membangun karakter bangsa. "Bangsa ini punya pekerjaan rumah untuk melakukan revolusi mental. Kalau misalnya yang terbangun karakter qurani, yang mengajarkan Islam penuh damai dan kasih, ini harus terkomunikasikan kepada masyarakat supaya jangan ada pobhia Islam," katanya di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (1/4).
Khofifah yang juga Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Nahdlatul Ulama Khadijah Surabaya mengatakan, yayasan tersebut sudah memulai upaya untuk mengukur pemahaman dan penguasaan anak-anak serta khatam (tamat) Alquran sejak 2006. Pemahaman tentang ajaran Islam yang benar, menurut Ketua Umum PP Muslimat NU itu, juga penting sehingga dapat mencegah perpecahan serta gesekan-gesekan dengan agama lain.
"Islam juga mengajarkan bahwa bahwa ada macam-macam suku, agama, adat, tapi harus saling tahu dan mengenali. Kalau tidak, ketika terjadi irisan muncul kesalahpahaman, ketidakpercayaan. Kalau saling mengenal kita bisa berbicara dengan mudah," ujar dia.
Dengan membekali para siswa siswi Khadijah dengan pemahaman agama yang benar dan penguasaan Alquran, diharapkan bisa membangun perspektif anak-anak yang dididik di Khadijah ketika mereka dewasa dapat membangun hubungan yang saling menghargai antarsesama.
Khofifah selaku ketua yayasan menghadiri wisuda khatam Alquran ratusan pelajar Khadijah dalam acara Gebyar Prestasi Al Quran. Khofifah juga memberikan selamat dan menyalami setiap wisudawan dan wisudawati.