Ahad 02 Apr 2017 14:55 WIB

Zakir Naik Sebut Aher Sebagai Pemimpin yang Islami

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Dr Zakir Naik hadir di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk Da'wah or Destruction Ahad (2/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dr Zakir Naik hadir di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk Da'wah or Destruction Ahad (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cendikiawan Muslim Internasional, Dr Zakir Naik memberikan ceramah pada puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Ahad (2/4). Zakir Naik mengatakan dirinya datang karena Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbesar di dunia.

Hal itu lah yang membuat Dr. Zakir Naik tertarik datang ke Indonesia untuk menyampaikan risalah kebenaran yang terkandung di Islam. Karena, saat ini masih banyak umat Muslim yang tidak memahami konsep Islam seutuhnya seiring banyaknya pemelintiran yang dilakukan media massa.

  

Zakir menilai, kalau politikus muslim yang mengambil keputusan, maka  akan menjadi berbeda. Karena, pemimpin tersebut akan membawa kesuksesan di dunia dan keselamatan di akhirat. Sukses yang sesungguhnya, adalah bisa melwati ujian di dunia, dan masuk surga.

"Saya melihat, sekarang mulai banyak perubahan di negara muslim. Gubernur Jabar, dia adalah muslim pemimpin yang islami," katanya.

Zakir berharap, akan semakin banyak pemimpin di Indonesia yang bisa dekat dengan Allah dan Rasulnya. Karena, umat tak akan berubah, kalau tak dekat dengan Al quran.

"Yang harus dilakukan, anda harus islami, maaka pemimpin itu bisa membuat orang jadi islami. Ini adalah negara demokratis. Yang bisa membawa perubahan adalah pimpinan harus berubah, harus cinta Allah dan rasulnya," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement