Ahad 02 Apr 2017 16:24 WIB

Zakir Naik: Muslim tak Boleh Pilih Pemimpin Non-Muslim

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bayu Hermawan
Dr Zakir Naik hadir di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk Da'wah or Destruction Ahad (2/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Dr Zakir Naik hadir di Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kota Bandung, pada acara Dr Zakir Naik Indonesia Visit 2017 bertajuk Da'wah or Destruction Ahad (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Cendikiawan muslim bertaraf internasional, Dr Zakir Naik memberikan ceramah pada puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Ahad (2/4). Saat sesi dialog seorang peserta yang hadir, bernama Ira Sofia mempertanyakan tentang surat al Maidah yang sering menjadi polemik saat akan memilih seorang pemimpin.

Menjawab pertanyaan tersebut, Zakir Naik mengatakan dalam surat al Maidah, semua muslim tak boleh mengambil pemimpin dari kalangan non muslim. Karena, Islam mengajarkan agar semua muslim tak meminta perlindungan pada non-muslim.

"Jangan jadikan non-muslim sebagai pemimpin, kalau ada pilihan lain. Kalau menjadikan non-muslim sebagai pemimpin maka kita tak akan dapat pertolongan Allah," ujar Zakir yang disambut oleh tepukan puluhan ribu peserta yang hadir.

Zakir mengatakan, Al Quran merupakan petunjuk untuk orang-orang yang yakin. Jadi, surat al Maidah ini, untuk orang-orang islam. "Saya katakan sekali lagi, muslim tak boleh memilih non muslim, walaupun mungkin pemimpin itu melakukan pembangunan," katanya.

Menurut Zakir, walaupun pemimpin tersebut membangun tempat ibadah untuk muslim, mengentaskan kemiskinan, membangun infrastruktur, tapi tetap saja pemimpin non-muslim itu tidak shalat.

"Dia membuat masjid tapi apa artinya kalau pemimpin itu tak shalat. Allah, mengatakan dalam Al Quran, kesuksesan bukan membangun gedung dan jalan tapi sukses yang sebenarnya adalah iman. Ya, iman percaya pada Allah," katanya.

Dikatakan Zakir, bisa saja orang mengatakan, pemimpin ini membangun gedung, jalan-jalan, dan berbagai fasilitas lainnya. Tapi, kalau mengikuti orang non muslim tak sepaham dengan umat muslim, apa untungnya bagi orang islam. 

"Orang beriman jangan mengambil non muslim sebagai pemimpin. Orang yang melakukan ini, orang yang melakukan kesalahan," kata Zakir seraya mengatakan, kalau diminta memilih orang muslim dan non muslim, bagi umat muslim maka memilih pemimpin yang memiliki keimanan jauh lebih baik.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement