Ahad 02 Apr 2017 16:35 WIB

Polisi: Belum Ada Permintaan Penangguhan Penahanan al-Khaththath

Rep: Mabruroh/ Red: Bayu Hermawan
Muhammad al Khaththath
Foto: Yasin Habibi/Republika
Muhammad al Khaththath

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima permintaan penangguhan penahanan terhadap Sekjen Forum Ulama Indonesia (FUI) Muhammad al Khaththath. Saat ini, al Khaththath bersama empat tersangka kasus dugaan makar masih berada di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

"Sampai sekarang belum ada (yang mengajukan penangguhan)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Ahad (2/4).

Argo mengatakan jika kemudian ada pihak yang ingin mengajukan melakukan penangguhan penahanan, polisi mempersilahkan. Karena kata dia penangguhan penanganan menjadi hak bagi para tersangka tindak pidana.

Akan tetapi terangnya, apakah permohonan tersebut nantinya akan dikabulkan atau tidak kembali lagi menjadi kewenangan penyidik. Karena jelasnya tentu saja penyidik punya pertimbangan kepada lima tersangka terduga makar itu.

"Nanti penyidik yang akan menilai apakah ini laik untuk ditangguhkan atau tidak," ujarnya.

Selain hak tentang penangguhan penahanan, polisi juga mempersilahkan bagi tersangka yang ingin mengajukan Praperdilan. Kendati demikian, dia tegaskan bahwa penangkapan yang dilakukan oleh penyidik sudah berdasarkan prosedur dan memiliki alat bukti.

"Hak sebagai tersangka dan keluarga untuk mengajukan praperadilan, ada lembaga juga yang menilai dan menguji, jadi silahkan. Yang penting kepolisan sudah melakukan dengan profesional dan sesuai prosedur yang ada," jelasnya.

Untuk diketahui hingga saat ini kata dia, Alkhathath, Presiden ASEAN Muslim Student Associaton Zainuddin Arsyad, Dikho Nugraha, Andry dan Irawansyah tidak ada satupun yang mau menandatangani berita acara penahanan. Namun polisi menganggap tidak mempermasalahkan hal tersebut karena dianggap penangkapan telah sesuai dengan prosedur.

"Tidak menandatangani berita acara penahanan tidak masalah, kita buatkan berita acara tidak mau menandatangani itu, enggak masalah yang penting semua prosedur sudah kita lakukan semua," jelas Argo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement