Ahad 02 Apr 2017 16:41 WIB

Hamas Perketat Lalu Lintas Manusia dari dan ke Gaza

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Pimpinan Hamas Ismael Haniyeh bertemu pemimpin spiritual Iran, Ali Khamenei (Ilustrasi)
Foto: newshopper.sulekha.com
Pimpinan Hamas Ismael Haniyeh bertemu pemimpin spiritual Iran, Ali Khamenei (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Menyusul invetigasi pembunuhan seorang tokohnya, Hamas memperketat akses keluar masuk Gaza. Sejauh ini Hamas hanya mengizinkan pekerja PBB dan Komiter Internasional Palang Merah (ICRC) keluar dari sana.

Hamas memperketat lalu lintas warga keluar dan masuk Gaza serta meningkatkan pemeriksaan di perbatasan Gaza sebagai respon atas tewasnya seorang tokoh Hamas, Mazen Fuqahaa belum lama ini. Hamas menuding Israel ada dibalik kejadian itu.

Menteri Dalam Negeri di Gaza sendiri sudah melonggarkan instruksi ini dengan memberi kemudahan akses bagi mereka yang sakit, mereka yang hendak mengunjungi sanak keluarga di penjara Israel, wanita, anak-anak, pria lansia, dan tiga menteri Otoritas Palestina (PA) untuk keluar dari Gaza melalui Gerbang Erez. Sementara semua warga Palestina yang hendak kembali ke Gaza sendiri tak ada larangan untuk masuk. Nelayan Gaza juga sudah dilarang melaut selama investigasi kasus ini berlangsung.

Otoritas di Gaza menyampaikan, Kementerian Dalam Negeri di Gaza sudah memberi izin bagi Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Nikolay Mlandev untuk bisa meninggalkan Gaza, demikian dilansir Maan News, Sabtu (1/4).

Gerbang Erez sendiri merupakan akses tunggal lalu lintas manusia antara Gaza dan Israel. Akses ke wilayah Israel melalui jalur pesisir dari Gaza sendiri sudah ditutup sejak 2007 lalu. Otoritas Gaza juga menyebut Gerbang Rafah yang menjadi penghubung Gaza dengan Mesir juga akan tetap tertutup sampai Mesir memutuskan membukanya.

Pemimpin Hamas, Ismail Haneyah, juga sudah memperingatkan pelaku pembunuhan Fuqahaa bahwa Hamas tak akan membiarkan pelaku lolos dari hukuman. Meski Hamas belum punya bukti atas tudingan kepada Israel atas terbunuhnya Fuqahaa, ayah dari Fuqahaa melalui siaran radioa setempat sempat menyampaikan intelejen Israel mendatangi rumah mereka berkali-kali dan mengancam akan menyingkirkan Fuqahaa bisa masih berada di garis perjuangannya.

Pekan lalu, LSM HAM Israel, Gisha, mengecam pengetatan akses keluar masuk warga Gaza oleh Hamas. Melalui pernyataan tertulis, Gisha menyatakan, mereka yang sudah mengantongi surat jaminan dari Israel saja dipersulit keluar Gaza. Di antara mereka adalah apsien yang sangat butuh pengobatan, para pebinsis, warga Palestina yang butuh ke kantor konsulat, dan mereka yang mendapat izin mengunjungi keluarga mereka di bawah program kemanusiaan.

Menurut Gisha, antara Ahad hingga Selasa pekan lalu, jumlah orang yang berhasil keluar dari Gaza melalui Gerbang Erez hanya 73 orang per hari padahal rata-rata orang yang bisa keluar dari sana per hari pada Februari lalu sebanyak 304 orang. Pun jumlah orang yang bisa masuk ke Gaza rata-rata hanya 151 orang per hari dibandingkan rata-rata per hari pada Februari lalu sebanyak 284 orang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement