REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri fashion Muslim Indonesia dinilai berpotensi besar untuk berkembang di Indonesia dan menembus pasar global. Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram menjelaskan, tantangan tersebut berasal dari segi kontinuitas kuantitas maupun kualitas produk serta persaingan harga antarnegara produsen pakaian Muslim.
"Tantangan ini terutama harus dihadapi dengan kebijakan adanya jaminan ketersedian bahan baku, standardisasi, dan sertifikasi produk," katanya kepada Republika.co.id, Ahad (2/4).
Sebenarnya kebijakan tersebut telah dikeluarkan pemerintah melalui Kebijakan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE), Hak Kekayaan Intelektual (HKI) gratis untuk hak merek dan hak cipta, serta standardisasi. Namun, biaya distribusi atau biaya transportasi juga sangat mempengaruhi daya saing harga. "Kalau desain atau model, kita tidak kalah. Banyak ragam dan corak yang bisa disesuaikan dengan selera pasar," ujarnya.