REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya mengidentifikasi terduga pelaku pembunuhan di Jalan Puncak Permai I/33, Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, melalui rekaman kamera Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di sekitar lokasi kejadian.
Korban pembunuhan itu adalah Tasri, 47 tahun, warga Desa Berangkal, Kecamatan Parengan, Tuban, Jawa Timur, yang bekerja sebagai pembantu di rumah mewah tersebut. Dia ditemukan oleh juragannya atau pemilik rumah, Simon Raharjo Tamsil, dalam kondisi mengenaskan di kamar pembantu pada Sabtu (1/4) sekitar pukul 05.30 pagi.
"Hasil autopsi yang dilakukan bersama tim dokter forensik RSUD Dr Soetomo Surabaya menunjukkan korban tewas antara pukul 03.00 hingga 05.00 Sabtu pagi," ujar Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Shilitonga, Ahad (2/4).
Dia menjelaskan, hasil autopsi juga mengungkap korban tewas disebabkan oleh luka yang cukup serius di bagian belakang leher yang memutar hingga ke sebelah kiri.
"Itu menunjukkan luka di leher korban akibat ayunan senjata tajam. Bisa jadi leher korban ditikam atau ditebas menggunakan senjata tajam, kira-kira seperti itu," terangnya.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan sepasang sarung tangan warna hitam di semak-semak samping rumah korban yang diyakini milik pelaku.
Shinto menambahkan, pihaknya juga menemukan sebuah handuk yang diduga digunakan pelaku untuk membersihkan darah yang melekat pada dirinya usai melakukan pembunuhan.
Handuk tersebut, menurut dia, juga digunakan pelaku untuk membersihkan bekas darah yang tercecer di beberapa ruangan TKP.
"Kuat dugaan pembunuhan dilakukan di dalam kamar korban. Sejumlah bekas darah yang ditemukan di dapur serta lantai dua adalah tetesan darah yang melekat pada diri pelaku usai melakukan pembunuhan," jelasnya.
Polisi telah mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi,
di antaranya pemilik rumah, pembantu rumah tangga di jalan Dukuh Pakis yang mengenal korban, serta dua petugas sekuriti yang bertugas dekat rumah TKP.
Dugaan sementara pelakunya hanya satu orang. Namun polisi belum dapat memastikan motif dari pembunuhan ini. Shinto menyebut dua kemungkinan motif yang sampai saat ini berusaha dipecahkan polisi.
"Pertama adalah pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh alasan tertentu. Kedua percobaan pencurian dengan kekerasan yang tujuannya mencari barang berharga di rumah itu tapi tidak mendapatkan akses karena diketahui korban yang akhirnya dibunuh," ungkapnya.
Satu hal penting yang menurut Shinto bisa menjadi petunjuk polisi dalam mengidentifikasi pelaku adalah adanya kamera CCTV yang terpasang di sekitar TKP.
"Kita sudah pelajari rekaman CCTV-nya. Dari situ kita bisa kantongi ciri-ciri pelaku dan sampai sekarang masih kita dalami dari seluruh petunjuk yang ada untuk memburu pelaku," ucapnya.