Senin 03 Apr 2017 07:55 WIB

BNPB Minta Warga Terdampak Longsor Ponorogo Segera Direlokasi

Rep: Umi Nur Fadilah/ Red: Indira Rezkisari
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban hilang tertimbun longsor di Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur, Ahad (2/4).
Foto: Antara/Destyan Sujarwoko
Petugas mengoperasikan alat berat untuk mencari korban hilang tertimbun longsor di Desa Banaran, Ponorogo, Jawa Timur, Ahad (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyarankan pemerintah Kabupaten Ponorogo merelokasi warga yang tinggal di lokasi longsor. Hal tersebut berdasarkan kajian bersama antara BNPB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Universitas Gajah Mada (UGM), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di lokasi longsor Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Ahad (2/4).

"Bersama pemerintah daerah setempat, kami telah meminta untuk menyediakan segera tempat relokasi penduduk," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Senin (3/4).

Ia mengatakan, permintaan tersebut telah disetujui oleh Pemkab Ponorogo. Namun, masyarakat mengusulkan pembangunan rumah belokasi tidak jauh dari ladang atau kebun mereka. BNPB akan mengkaji rencana lokasi  pembangunan untuk memastikan potensi bencana.

Panjangnya longsor yang terjadi dari mahkota tebing ke daerah hilir mencapai 1,5 kilometer (km). Masa tanggap darurat berlaku dari 2 April 2017 sampai 15 April 2017. Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan memberikan penanganan bagi pengungsi. Terdapat tujuh alat berat yang dibagi pada tiga sektor pencarian. Pada sektor A pencarian dipimpin oleh Basarnas pada kedalaman 17-20 meter. Pada sektor B dipimpin oleh TNI dan sektor C dipimpin oleh Polri.

"Pencarian korban akan terus dilakukan" ujar Willem.

Sementara itu, Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Dwikorita menyebut, struktur geologi di sekitar lokasi longsor Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur berupa patahan. "Perbedaan morfologi menyebabkan aliran longsor berbelok sehingga cukup jauh dampak dari longsor," kata dia.

Dalam kunjungannya, BNPB memberikan dana siap pakai sebesar Rp 500 juta untuk penanganan operasional darurat bencana longsor. BNPB terus melakukan pendampingan kepada BPBD, baik pendanaan, logistik, manajemen dan tertib administrasi selama masa tanggap darurat bencana longsor di Ponorogo.

Hingga Senin pagi (3/4), sebanyak dua korban meninggal telah ditemukan, sedangkan 26 korban masih hilang. Sebanyak 300 jiwa mengungsi di rumah kepala desa dan menumpang sanak saudara terdekat yang aman dari longsor. Kondisi pengungsi memerlukan bantuan, khususnya kebutuhan dasar seperti permakanan, pakaian, selimut, air bersih, sanitasi, trauma healing dan lainnya. Kondisi hujan masih sering turun di lokasi longsor sehingga mengganggu aktivitas pencarian korban.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement