REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia siap menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dengan atau tanpa bantuan Cina. "Jika Cina tidak akan menghadapi Korea Utara, kami akan melakukannya. Itulah yang akan saya katakan kepada Anda," ujar Trump, dalam sebuah wawancara dengan Financial Times Inggris, Ahad (2/4) seperti dikutip BBC.
Ia juga menunjukkan kepercayaan diri saat ditanya apakah AS akan berhasil menghadapi Korea Utara seorang diri. Akan tetapi, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tindakan apa yang akan dilakukan AS.
"Cina memiliki pengaruh besar atas Korea Utara. Dan Cina akan memutuskan untuk membantu kami menghadapi Korea Utara atau tidak. Dan jika mereka membantu, tentu itu akan sangat baik bagi Cina sendiri. Namun, jika mereka tidak melakukannya, itu tidak akan baik bagi siapa pun," kata Trump.
Pernyataan Trump itu disampaikan menjelang kunjungan Presiden Cina Xi Jinping ke AS yang dijadwalkan pekan ini. Trump akan menyambut Xi di rumahnya di Mar-a-Lago, Florida, pada Kamis (6/4).
AS menunjukkan kekhawatiran jika akhirnya Pyongyang berhasil mengembangkan kemampuan untuk meluncurkan rudal nuklir jarak jauh. Rudal balistik antar-benua (ICBM) yang dikembangkan Korea Utara dilaporkan mampu menyerang daratan Amerika.
Baca Juga: Trump Ringankan Sanksi Terhadap Rusia.
Selama melakukan kunjungan ke Asia pada Maret lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, tindakan militer yang akan dilakukan AS telah direncanakan dan siap dioperasikan. Sebulan sebelumnya, Menteri Pertahanan AS James Mattis memperingatkan setiap penggunaan senjata nuklir yang dilakukan Korea Utara akan mendapatkan balasan luar biasa dari AS.
Cina, yang merupakan satu-satunya sekutu Korea Utara, telah mengambil tindakan usai negara itu melakukan uji coba rudal terbaru. Pada Februari, Cina melarang impor batu bara dari Korea Utara sampai akhir 2017, untuk memotong sumber pendapatan utama Pyongyang.
Namun, dalam pertemuan pekan ini, Trump akan kembali menekan Xi agar Cina dapat melakukan lebih banyak larangan lagi kepada Korea Utara. Tampaknya, pembicaraan mengenai perdagangan antara AS dan Cina tidak akan menjadi pembicaraan utama keduanya
"Perdagangan adalah insentif. Pertemuan ini adalah untuk membahas perdagangan," ujar Trump. Meski demikian, kata dia, tidak berencana untuk membahas tarif selama pertemuan.