Senin 03 Apr 2017 14:34 WIB

Ini Penjelasan Mengapa Al-Khaththath Menginap di Kempinski

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Parmusi Ustaz Usamah (Kiri), Tim Pengacara Ustaz Michdan, Pembina GNPF MUI KH Abdur Rosyid dan Tim Advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera (Kanan) bersama perwakilan ormas Islam lainnya menggelar Konferensi Pers Bebaskan KH Muhammad Khaththath di Islamic Center AQL, Senin (3/4).
Foto: Republika/Fuji EP
Ketua Umum Parmusi Ustaz Usamah (Kiri), Tim Pengacara Ustaz Michdan, Pembina GNPF MUI KH Abdur Rosyid dan Tim Advokasi GNPF MUI Kapitra Ampera (Kanan) bersama perwakilan ormas Islam lainnya menggelar Konferensi Pers Bebaskan KH Muhammad Khaththath di Islamic Center AQL, Senin (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penangkapan Muhammad Al-Khaththath di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, menimbulkan perbincangan hangat di berbagai media sosial. Usamah Hisyam yang sebelumnya sempat bertemu Al-Khaththath mengklarifikasi ihwal menginapnya Sekjen FUI di Kempinski.

Menurut pria yang juga merupakan ketua Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) itu, ide menginap di Hotel Kempinski adalah sarannya. Malam itu, yakni pada Kamis (30/4), ia dan Muhammad Al-Khaththath berbincang di lobi Hotel Indonesia Kempinski. Hotel Indonesia Kempinski dipilih karena letaknya di tengah antara penginapan ia dan keberadaan Muhammad Al-Khaththath.

"Saya ada di Dharmawangsa hotel dan Muhammad Al-Khaththath baru saja wawancara di sebuah stasiun TV, jadi Hotel Indonesia pas di tengah," kata dia di AQL Islamic Center, Tebet, Jakarta Selatan.

Mereka pun bertemu untuk membicarakan rangkaian aksi 313 yang akan digelar esok hari pada Jumat (31/3). Al-Khaththath, kata Usamah, hadir dengan kendaraan ojek. Pembicaraan berlangsung hingga kurang lebih jam 01.00 WIB dinihari. Sementara, Al-Khaththath juga menunggu istrinya dari Masjid Baiturrahman.

Baca juga, GNPF MUI: Aksi 313 tak Bisa Dilarang Lagi.

Karena hari sudah larut, menurut Usamah, istri Al-Khaththath memutuskan untuk mencari hotel di sekitar Masjid Istiqlal. Namun, hotel di sekitar Masjid Istiqlal telah penuh. Istri Al-Khaththath pun meminta saran pada Usamah. "Akhirnya saya sarankan saja untuk menginap di sini (HI Kempinski)," ujar Usamah.

Jadi, menurut Usamah, menginap di Hotel Indonesia Kempinski tidak direncanakan. Adapun mengenai uang ratusan juta yang kabarnya dibawa Al-Khaththath, Usamah menegaskan itu adalah fitnah. "Terus siapa yang bayar? Ya saya," tegas dia.

Usamah menambahkan, jika ada yang menanyakan dari mana ia mendapatkan uang, menurut Usman itu semua merupakan dana pribadi. "Saya kan ada perusahaan yang cukup besar Alhamdulillah, kalau ustaz (Al Khaththath) dituduh bawa ratusan juta, itu fitnah yang keji," ujar Usamah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement