Senin 03 Apr 2017 15:40 WIB

Tiga Bulan, 35 Kejadian Bencana Landa Kota Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Sebanyak 35 kejadian bencana melanda Kota Sukabumi dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2017. Puluhan kasus bencana tersebut terjadi pada momen tingginya curah hujan.

‘’Jumlah kasus bencana dari awal tahun hingga sekarang sekitar 35 kejadian,’’ ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami kepada Republika Senin (3/4).

Dari puluhan kasus tersebut lanjut dia yang paling mendominasi adalah bencana tanah longsor. Sementara sisanya adalah banjir genangan akibat saluran air tidak berfungsi dan peristiwa bencana lainnya. Kejadian bencana itu terang Zulkarnain terutama terjadi di kawasan rawan longsor seperti sejumlah kelurahan yang ada di Kecamatan Cikole.

Daerah rawan banjir genangan terdapat di Jalan Arif Rahman Hakim Kecamatan Warudoyong. Di mana, ketika intensitas hujan tinggi maka air meluap dan menggenangi jalanan. Ditambahkan Zulkarnain, pada April ini warga pun tetap diminta meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana. Pasalnya, pada bulan ini merupakan momen peralihan cuaca dari hujan ke kemarau.

Hal ini ungkap Zulkarnain disebabkan pada Mei mendatang diperkirakan sudah mulai masuk musim kemarau. Peralihan cuaca ini ungkap dia menyebabkan terjadinya anomali cuaca yang berpotensi menyebabkan bencana seperti angin kencang.Oleh karena itu kata Zulkarnain, Kota Sukabumi menerapkan aksi siaga bencana hingga Mei 2017 mendatang.  ‘’Rangkaian aksi siaga bencana di Sukabumi dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya bencana,’’ terang dia.

Kebijakan tersebut bersamaan dengan status siaga darurat bencana longsor dan banjir hingga Mei 2017.Untuk menghadapi bencana ujar Zulkarnain, pemkot telah menggelar apel siaga penanganan bencana di Kodim 0607/Kota Sukabumi pada 10 Maret 2017.  Kegiatan itu terang dia untuk meningkatkan sinergitas penanggulangan bencana antara BPBD dengan TNI dan Polri serta elemen masyarakat lainnya.

Wakil Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menambahkan, kondisi cuaca esktrem dengan curah hujan yang tinggi memang harus menjadi perhatian warga. ‘’Curah hujan tinggi berpotensi menyebabkan bencana terutama di daerah rawan bencana,’’ imbuh dia.

Oleh karena itu sambung Fahmi, pemkot telah meminta aparat di lapangan mulai dari camat dan lurah untuk siaga menghadapi potensi bencana. Sehingga ungkap dia ketika terjadi bencana maka petugas di lapangan bisa segera ke lokasi untuk memberikan bantuan darurat. Fahmi menerangkan, kejadian bencana di Sukabumi salah satunya akibat tidak berfungsinya saluran air atau drainase. Ke depan sambung dia sarana tersebut akan diperbaiki agar bisa berfungsi dengan baik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement