REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Seorang mantan anggota parlemen Belanda sekaligus aktivis kritikus Islam konservatif, Ayaan Hirsi Ali, dibatalkan agendanya menghadiri talkshow di Australia dan Selandia Baru. Hampir 400 orang telah menandatangani petisi online yang menentang kunjungannya ke Australia dan Selandia Baru tersebut.
Penulis kelahiran Somalia itu muncul di TV Australia, pada Senin (3/4) waktu setempat, sebelum memulai turnya, yang berjudul "Hero of Heresy". Tapi, dia kemudian membatalkannya. Event organizer Think Inc mengatakan, pembatalan karena sejumlah alasan termasuk masalah keamanan.
"Dia berharap untuk dapat kembali ke Australia dalam waktu yang tidak terlalu lama," kata Think Inc dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC, Senin. Padahal, sekitar 2.000 tiket telah terjual untuk acara talkshow di Brisbane, Melbourne, Sydney dan Auckland.
Hirsi telah mengalami ancaman kematian beberapa kali di masa lalunya. Dia diberikan suaka di Belanda pada 1992, dan terpilih sebagai anggota parlemen pada tahun 2003. Hal itu, karena tantangan dia untuk perlakuan Islam terhadap perempuan. Dia kemudian menghabiskan waktu hidup di bawah penjagaan polisi selama 24 jam. Dia kemudian pindah ke Amerika Serikat.
Dalam sebuah artikel Hoover Institution bulan lalu, Hirsi Ali menjelaskan, apa yang disebutnya 'Islam politik' sebagai bukan hanya agama tetapi "Ideologi politik, tatanan hukum, dan dalam banyak hal juga doktrin militer yang terkait dengan kampanye Nabi Muhammad".
Adapun petisi tersebut mewakili sekelompok orang yang tidak menginginkan Hirsi semakin memecah belah masyarakat. Khususnya masyarakat Australia dan Selandia Baru.
"Dengan latar belakang meningkatnya Islamofobia global, retorika memecah belah Hirsi Ali hanya berfungsi untuk meningkatkan permusuhan dan kebencian terhadap Muslim," demikian yang dituliskan dalam petisi tersebut.
Protes juga telah direncanakan di lokasi di mana ia akan menyelenggarakan talkshow. Dan orang-orang yang sudah membeli tiket diberitahu bahwa tas mereka akan digeledah. Sementara itu, akibat pembatalan acara tersebut, Think Inc mengatakan, semua pemegang tiket akan menerima pengembalian dana.