REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mengerahkan anjing pelacak untuk mencari korban longsor di Desa Banaran, Ponorogo. "Anjing pelacak ini secara khusus kami datangkan dari Mabes Polri Jakarta dalam jumlah banyak ke lokasi longsor di Ponorogo," ujar Kapolda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Machfud Arifin di Surabaya, Senin (3/4).
Dia berharap anjing pelacak tersebut dapat membantu pencarian korban tertimbun material longsor yang hingga kini masih banyak yang belum ditemukan. "Dari 28 korban yang tertimbun longsor, sampai sekarang baru tiga jenazah yang ditemukan," ucapnya.
Machfud menyatakan, pihak kepolisian juga memaksimalkan personel dalam pencarian korban bersama Tim SAR dan anggota TNI serta instansi lain. "Cukup banyak personel dari jajaran Polres Madiun yang kami kerahkan ke lokasi," katanya.
Tim pengidentifikasi korban atau Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim juga telah bersiaga di lokasi longsor, demikian juga Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jatim. "Waktu saya meninjau ke lokasi, salah satu korban ditemukan di kedalaman 17 meter. Memang dalam sekali sehingga susah terjangkau oleh alat berat yang dikerahkan petugas dalam melakukan pencarian," katanya.
Machfud menilai sebenarnya upaya pemerintah daerah (Pemda) Ponorogo dalam memperingatkan warga terhadap kemungkinan longsor sudah maksimal. Awalnya, warga pun sudah mengungsi ke tempat yang sudah disediakan oleh Pemda Ponorogo.
"Tapi ketika cuaca terang warga kembali lagi, katanya mau mengambil hasil panen, hingga akhirnya terjadi bencana ini," katanya.
Machfud berharap pemerintah segera melakukan relokasi terhadap keluarga korban ke tempat tinggal yang lebih layak.
"Sebab saya lihat sendiri, lereng yang mereka tinggali itu memang rawan. Karakteristik tanahnya sangat lentur. Kalau hujan deras dengan akumulasi air yang banyak bisa menyebabkan longsor dengan kecepatan sekitar tiga detik," katanya.