REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pelaku peledakan stasiun bawah tanah di St Petersburg, Rusia, kemarin (3/4), diduga memiliki kaitan dengan kelompok Islam radikal. Sumber yang dikutip oleh Kantor Berita Interfax menyebut kelompok tersebut sebelumnya sudah dilarang berdiri di Rusia.
Sumber menambahkan, dari hasil penyelidikan di lokasi diduga pelaku turut meledakkan diri. Namun, kesimpulan akhir masih harus menunggu hasil tes DNA keluar, dilansir dari Reuters.
Ledakan terjadi pada pukul 14.40 waktu setempat yang merupakan jam sibuk. Rekaman gambar menunjukkan sejumlah warga yang terluka di peron stasiun, beberapa di antaranya dirawat oleh petugas medis darurat dan penumpang lain. Sedangkan penumpang lain melarikan diri dari peron di tengah-tengah asap, beberapa di antaranya terlihat berteriak atau memegangi tangan dan wajah mereka.
Akibat ledakan tersebut, lubang besar terbentuk di sisi gerbong kereta dengan serpihan logam berserakan di sepanjang peron. Penumpang terlihat memecahkan jendela pada salah satu gerbong tertutup.