REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Pelaku peledakan kereta metro di St Petersburg diduga pria 20 tahunan asal Asia Tengah, Senin (3/4). Kantor berita Rusia, Interfax dan Tass menyebut pelaku sudah diidentifikasi.
Namun masih belum jelas apakah ia melakukan ledakan bunuh diri atau tidak. Interfax melaporkan penyidik saat ini fokus pada seorang pria berusia 23 tahun asal Asia Tengah. Ia diduga terkait dengan kelompok radikal.
Dalam laporan BBC, pria ini tewas dalam ledakan bunuh diri dan diidentifikasi dari potongan jasadnya. Juru bicara Presiden, Dmitry Peskov mengatakan tidak akan mengonfirmasi laporan tersebut.
Sementara, kantor berita TASS melaporkan seorang perempuan juga terkait dengan ledakan. Kontributor BBC, Frank Gardner mengatakan otoritas Rusia sangat hati-hati dalam menuduh pelaku. Seorang jaksa yang awalnya menyebut aksi ini sebagai terorisme langsung menarik kembali ucapannya.
Ledakan di metro tersebut menewaskan 11 orang dan melukai 45 orang lainnya. Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berada di kota tersebut saat ledakan terjadi dan langsung mengunjungi lokasi kejadian pada Senin malam.
Penyidik menggambarkan insiden ini sebagai aksi teror. Perdana Menteri Dmitry Medvedev juga menyebut ledakan itu adalah serangan teroris. Namun Putin masih menyebut semua kemungkinan masih diselidiki, termasuk terorisme.