REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Amerika, Donald Trump menuding Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya sebagai negara yang curang dalam perdagangan. Trump menilai Indonesia dan 13 negara lainnya kerap bertindak curang dalam perdagangan bilateral.
Dilansir dari Investvine.com, Trump meminta Menteri Perdagangan Amerika untuk melakukan investigasi pada 13 negara yang memang dinilai curang dalam hubungan dagang bilateral. Meski begitu, Trump belum menjelaskan lebih rinci terkait tuduhannya tersebut.
“Mereka curang! Mulai sekarang, mereka yang melanggar aturan akan menghadapi konsekuensi dan mereka akan konsekuensi yang sangat berat,” kata Trump.
Trump menuding bahwa negara negara yang dia anggap curang dalam perdagangan tersebut menyebabkan Amerika mengalami defisit sebesar 502 miliar dolar AS. Trump mengatakan akibat defisit ini ia meminta menyelidiki 13 negara termasuk Indonesia selama 90 hari ke depan.
Akibat tudingan Trump, Indonesia dan Malaysia berisiko mengalami ancaman penurunan perdagangan pada sektor karet alam, minyak sawit, mesin dan semikonduktor dan Vietnam untuk pakaian, sepatu, dan ekspor elektronik.
Namun, di satu sisi Menteri Perdagangan Amerika, Wilbur Ross menilai defisit yang terjadi pada Amerika bukan semata mata karena adanya dugaan aksi kecurangan dalam perdagangan. Ia mengatakan salah satu penyebab defisit Amerika karena persoalan ekspor impor minyak mentah dan tingginya biaya impor bahan baku ke Amerika.
Trump menuding 13 negara berbuat curang dalam perdagangan, negara tersebut antara lain Cina, Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Italia, Korea Selatan, India, Perancis, Swiss, Taiwan dan Kanada, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Donald Trump telah mengeluarkan dua perintah eksekutif menyasar importir asing yang 'curang'. Menurutnya, perintah ini adalah momen bersejarah untuk mengembalikan defisit perdagangan nasional.
Mengumumkan di kantor Oval, Trump mengatakan ketidakseimbangan perdagangan sebagian besar terjadi karena ulah asing. "Ribuan perusahaan telah mencuri dari negara kita, tetapi warga Amerika yang dulu bungkam kini punya suara di Gedung Putih," kata dia dilansir USA Today.
Trump bersumpah 'pencurian' itu akan segera berakhir di bawah pemerintahannya. "Kita akan membela industri kita dan membuat tingkatan baru untuk pekerja Amerika," ujarnya.
Pemerintah berencana menggelar pertemuan publik untuk mendengar testimoni dari manufaktur, penyedia layanan, pekerja, petani dan konsumen AS. Perintah eksekutif kedua menyebut Gedung Putih sedang mengajukan peraturan baru untuk importir baru. AS akan meminta mereka menerbitkan obligasi sebelum barang mereka diizinkan masuk pelabuhan AS. Government Accountability Office mengatakan importir telah berhutang sampai lebih dari 2,3 miliar dolar AS sejak 2001.