Selasa 04 Apr 2017 14:35 WIB

Wiranto dan Kapolda Disebut Bohongi Massa Aksi 313

Rep: Muhyiddin/ Red: Ilham
Massa berkumpul dalam Aksi 313 di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat (31/3).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Massa berkumpul dalam Aksi 313 di Bundaran Patung Kuda, Jakarta, Jumat (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan delegasi Aksi 313, Usamah Hisyam menyatakan, Menkopolhukam Jenderal Wiranto dan Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan telah berjanji melepaskan Sekjen FUI, Muhammad Al-Khaththath saat pelaksanaan Aksi 313. Karena itu, ia merasa aksi 313 telah dibohongi.

Ketua Pamusi ini mengatakan, Wiranto menyampaikannya janjinya di Kantor Polhukam. Sedangkan Iriawan menyampaikannya di Patung Kuda Monas sesaat sebelum massa aksi 313 dibubarkan. “Jenderal Wiranto ketika itu menjanjikan sore itu akan disampaikan kepada Kapolri. Menurut Pak Wiranto, jika memang tidak ada hal yang prinsip ya Insya Allah besoknya akan diminta agar dibebaskan setelah dilakukan pemeriksaan,” ujar Usamah saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (4/4).

Namun, lanjut dia, hingga saat ini Al-Khaththath tak kunjung dibebaskan. Padahal, menurut dia, Wiranto sendiri mengatasnamakan Presiden Joko Widodo saat membuka ruang dialog dengan dirinya dan beberapa delegasi Aksi 313. Menurut dia, saat itu Wiranto sudah memberika janji dan komitmen yang membuat delegasi massa aksi menjadi tenang, sehingga ia pun membubarkan massa aksi yang saat itu masih berunjuk rasa di Patung Kuda, kawasan Monas. Bahkan, ia membubarkan massa aksi sebelum batas waktu yang ditentukan.

“Kalau tahu kita mau dibohngin, kita lanjutkan itu (aksinya), saya lanjutkan kita pegang komando sore itu kalau tahu memang begini. Ini saya lihat ada intruksi-intruksi lain sepertinya,” ucapnya.

Ia menambahkan, sebelum massa aksi dibubarkan ia juga mengaku sempat melakukan negosiasi dengan Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan dan Wakapolda Brigjen Suntana. “Karena saya menuntut untuk dibebaskan sore itu, kata Kapolda dan Wakapolda, ustaz tidak mungkin dibebaskan hari ini karena harus pemeriksaan dulu, paling cepat besok lah kata Kapolda dan Wakapolda di Patung Kuda waktu itu,” kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement