REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melalui pergulatan panjang, akhirnya Oesman Sapta Odang (Oso) resmi menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Oso beserta dua wakilnya yang terpilih secara aklamasi, Nono Sampono dan Damayanti Lubis diambil sumpah jabatan oleh Wakil Ketua Mahkamah Agung (MA), Suwardi di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Selasa (4/4) malam WIB.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai ketua DPD , sebagai wakil ketua DPD dengan sebaik-baiknya dan seadilnya sesuai peraturan perundang-undangan dengan berpedoman Pancasila dan UUD RI tahun 1945," kata Suwardi saat memandu sumpah ketiga pimpinan baru DPD RI tersebut.
Sidang Paripurna sendiri dipimpin oleh senator tertua AM Fatwa, dan senator termuda, Riri Darmayanti Lubis. Sidang dimulai sekitar pukul 19.30 dan berakhir 20.00 WIB. Kemudian setelah ketiga pimpinan baru tersebut resmi dilaantik para peserta yang hadir pun bergemuruh sembari meneriakan hidup DPD. Dalam pelantikan itu, turut hadir juga mantan ketua DPD RI sebelumnya Mohammad Saleh. Dia juga secara simbolis menyerahkan palu sidang sebagai tanda pergantian kepemimpinan.
Dalam jumpa persnya dengan media, Oso menganggap kericuhan yang terjadi di Paripurna DPD RI kemarin, Senin (3/4), sebagai romantika dalam berpolitik saja. "Kalau kemarin ribut-ribut itu romantika, jangan ada dusta di antara kita," ujar Oso dengan tegas.
Ia pun tidak mempermasalahkan ketua DPD RI dari Partai Politik (Parpol). Bahkan dia tidak membeda-bedakan antara Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang diketua oleh Parpol, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang juga diketua oleh Parpol. Oso beralasan, karena tidak ada aturan yang melarang.
"Saya yakin para senator punya hati nurani yang tulus membantu daerah. Harapannya DPD ini memperjuangkan kepentingan daerahnya, jangan hura-hura," ujar Oso.
Kemudian dia juga mengatakan kedatangan MA untuk melantik dirinya, karena sebenarnya MA mengerti apa yang menjadi keinginan DPD RI.