REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan data jumlah total penduduk Indonesia yang terpapar langsung oleh bahaya longsor sedang hingga tinggi. Sebanyak 40,9 juta jiwa atau sekitar 17,2 persen penduduk nasional terancam menjadi korban longsor jika tidak ditangani dengan serius.
Data tersebut disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Data dan Informasi, BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (4/4) berdasarkan data sensus penduduk 2010.
Dari jumlah 40,9 juta jiwa tersebut, diantaranya terdapat 4,28 juta jiwa balita, dengan rincian 488 juta jiwa balita dalam ancaman bahaya tinggi, dan 3,6 juta jiwa berada dalam bahaya sedang. Selain itu, sebanyak 323 ribu jiwa disabilitas juga dalam kondisi darurtat terkena bencana longsor, 39 ribu jiwa diantaranya berada dalam bahaya tinggi, dan 284 ribu jiwa dalam kondisi sedang.
Sutopo menambahkan, 3,2 jiwa lansia juga terancam keselamatannya dari bencana longsor, diantaranya 386 ribu iiwa dalam bahaya tinggi, dan 2,8 juta jiwa lansia dalam bahaya sedang. Umumnya penduduk yang terpapar bahaya longsor tersebut tinggal di daerah dengan infrastruktur terbatas, sehingga saat terjadi longsor, evakuasi akan sulit dilakukan karena terkendala medan.
Beberapa wilayah di Indonesia yang rawan longsor tersebar di sepanjang Bukit Barisan di Sumatera, Jawa bagian tengah dan selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sebanyak 274 kabupaten/kota di Indonesia berada di daerah bahaya longsor sedang-tinggi.